MINUT, Kawanuapost.com – Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey SE menghadiri ibadah peresmian Jemaat GMIM Imanuel Airmadidi Atas dan penerimaan Pdt. Helena Dondokambey sebagai Ketua BPMJ di GMIM Imanuel Airmadidi Atas, Kabupaten Minahasa Utara, Minggu (15/9/2019).
Dalam ibadah, nampak hadir Sekretaris Umum BPMS GMIM Pdt. Evert Tangel, Ketua BPMJ Sentrum Airmadidi Pdt. Felmy Mawuntu-Suwu dan peserta karantina Pemilihan Nyong Noni Sulut (PNNS) 2019.
Pada kesempatan itu, Gubernur Olly mengapresiasi GMIM yang kembali membentuk jemaat baru di wilayah pelayanan GMIM yang ada di kabupaten dan kota di Sulut. Menurutnya hal itu semakin memudahkan penyebaran program pemerintah kepada seluruh masyarakat Sulut.
“Tentunya pemprov sangat mendukung program GMIM agar supaya semua kegiatan-kegiatan pelayanan bisa dirasakan oleh jemaat semakin banyak gereja saya rasa pelayanannya semakin dekat dengan jemaatnya semakin baik karena program pemerintah juga semakin cepat sampai ditengah-tengah masyarakat,” kata Olly.
Menurut Olly, solidnya hubungan Pemprov Sulut dengan GMIM yang terjalin hingga kini dapat semakin mengoptimalkan jalannya pembangunan di Sulut.
“Apabila kerjasama gereja dan pemerintah berjalan dengan baik sehingga program kerja kita tersusun dengan baik dan tersampaikan di tengah-tengah jemaat ini paling penting karena kalau kerjasama pemerintah dengan gereja bisa berjalan saya kira tidak ada hambatan untuk Sulut lebih hebat kedepan,” tandas Olly.
Disamping itu, Gubernur Sulut juga mengucapkan selamat melayani kepada Pdt. Helena Dondokambey sebagai Ketua BPMJ GMIM Imanuel Airmadidi Atas yang baru.
“Saya ucapkan selamat buat ibu Pdt. Helena Dondokambey yang bisa melayani di jemaat GMIM Imanuel Airmadidi Atas dan tentunya juga terima kasih buat jemaat GMIM Imanuel Wanea yang sudah mengantar ibu Helena datang ke Airmadidi Atas,” ucap Olly.
Menariknya, di tempat yang sama, Gubernur Olly juga memberikan motivasi kepada peserta karantina Pemilihan Nyong Noni Sulut 2019. Tambah dia, pesatnya pembangunan di Sulut saat ini bakal dirasakan manfaatnya oleh seluruh generasi muda pada lima tahun kedepan.
“Bagi generasi muda nyong dan noni Sulut harus pintar-pintar di Sulut karena nanti lima tahun depan kalian tidak akan susah cari kerja karena lima tahun depan Sulut sudah tinggal landasan. Sekarang masih mempersiapkan, lima tahun depan semua sudah ada dan bukan zaman kami lagi tetapi sudah zaman generasi muda yang mengisi pembangunan Sulut kedepan,” tutup Olly. (*)