Beijing.kawanuapost.com – Gubernur Sulut DR Sinyo Harry Sarundajang (SHS), menandatangani MoA (Memorandum of Agreement) dengan BUMN Tiongkok – CCCC (China Communication Construction Company), Mr Ween Gang sebagai Chairman of CCCC, 27 Maret 2015 di Great Hall of People di Beijing disaksikan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping serta sejumlah menteri negara terkait dan para petinggi Tiongkok
Isi dari perjanjian yang disepakati diantaranya CCCC memberi kesempatan kepada BUMN Indonesia, BUMD, Private Sector baik yang lokal maupun nasional untuk ikut serta berinvestasi dan juga CCCC bersama-sama Pemerintah Indonesia akan memasarkan dan menemukan partner, group investors baik dari Indonesia maupun dari Tiongkok dalam pembangunan dan pengembangan kawasan industri di KEK Bitung-Minut, dengan nilai investasi sebesar 35 triliun rupiah.
Selanjutnya, atas ijin Presiden Jokowi, selesai penandatangan MoA, SHS bersama rombongan dari Pemprov Sulut menuju Provinsi Guangxi, Nanning City dalam rangka menjajaki pembangunan infrastuktur pembangkit listrik dengan potensial investor yakni China Energy Engineering Co Ltd (CEEC).
Private own Company, perusahan swasta yang bergerak dalam investasi bidang energi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Liang Shouling, sebagai Chairman & General Manager dari CEEC – Guangxi Water and Electric Power Construction Group Co., Ltd (GXWEP) menyambut baik kehadiran Gubernur dengan mengadakan pertemuan bersama seruluh dewan direksi. Kemudian Gubernur dan delegasi meninjau lokasi PLTU yang dibangun oleh perusahan GXWEP di Tiandong didampingi oleh Pimpinan CEEC Li Tianming.
GXWEP berencana mensupply listrik sebesar 2×150 MW untuk tahap pertama bagi kawasan industri di KEK Bitung-Minut, dan juga mencukupi kebutuhan listrik di Sulawesi Utara. Di PLTU Tiandong, Gubernur mendapat penjelasan dari Manager PLTU Dr. Chen Qinglin bahwa QXWEP merupakan salah satu perusahan China yang berpengamalan membangun pembangkit listrik dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, zero waste – tidak ada polusi udara. Menggunakan batu bara dan sisa batu bara digunakan untuk campuran bahan baku semen, kebutuhan batu bara 1,2 juta ton pertahun.
Menurut Gubernur, peraturan perundang-undangan mendukung investasi masuk ke Indonesia, dan pemerintah Provinsi Sulawesi Utara khususnya sangat welcome terhadap investasi termasuk investor dari China, karena dengan masuknya investasi maka pertumbuhan ekonomi daerah akan meningkat dan mengangkat pertumbuhan ekonomi nasional.
“Saya selalu berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Sulawesi Utara, semua yang saya lakukan semata-mata hanya untuk membangun Sulawesi Utara menjadi lebih baik” kata SHS.
Delegasi yang ikut mendampingi Gubernur, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Drs Sanny Parengkuan, Kapala Bappeda Ir Roy Roring, Kadis Perindag Ir Jenny Karouw, Karo Ekonomi Jane Mendur SE, Karo Hukum Marsel Sendoh SH, dan Staf Khusus Gubernur Ir Franky Manumpil, serta Pokja KEK Shelly Sondakh.(ADVETORIAL).