MINSEL, Kawanuapost.com-Rapat pembahasan pansus LKPJ Tahun Anggaran 2019 antara Pansus LKPJ bersama Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), nampaknya terus memanas, Rabu (20/05/2020).
Memanasnya situasi yang terjadi antara Ketua DPC PDI-P Minsel Stevanus Lumowa,SE yang nota bene juga sebagai Wakil Ketua DPRD ini, berawal saat Stel-Jo sapaan akrabnya mempertanyakan alasan Kepala BPKAD Melky Manus cs menggeser sejumlah anggaran yang ada di Dinas Kesehatan yang mencapai 800 juta dan Dinas Sosial.
Menurut Wakil Ketua DPRD Stevanus Lumowa, pergeseran anggaran didinas Kesehatan yang sangat fantastis ini oleh BPKAD yang tanpa adanya koordinasi sudah bukan lagi hal yang tidak terpuji, akan tetapi ini bisa diartikan sebagai “Kejahatan Kemanusiaan”.
“Cara pergeseran anggaran oleh BPKAD Ini sudah bukan lagi hal yang tidak terpuji, tapi ini bisa diartikan sebagai kejahatan kemanusiaan,” ujar Stel-Jo sapaan akrabnya penuh emosi
Kemarahan Stevanus Lumowa terhadap BPKAD tersebut sangat beralasan. Sebab selain otoriter dalam pengaturan anggaran, BPKAD dinilai pula terlalu diskriminatif melakukan pergeseran anggaran diantara satuan kerja perangkat daerah.
Kesalahan mendasar dimaksud menurut Steven Lumowa adalah;
-Pertama BPKAD saat melakukan pergeseran anggaran tidak melakukan koordinasi.
-Kedua menghadapi situasi pandemi corona,BPKAD justru melakukan pergeseran anggaran bagi dinas kesehatan dan dinas sosial.
Tidak berhenti sampai disitu,memuncaknya kemarahan Steven Lumowa terjadi pada saat Kepala BPKAD kembali menjelaskan soal belum adanya pencairan (Gaji dana SPPD) disejumlah SKPD karena menunggu petunjuk dari pusat.
“Saya punya data terkait pencairan Gaji dan SPPD khusus BPKAD,” ujar Lumowa
“Saat seluruh pegawai dan SKPD berteriak belum menerima gaji hingga bulan maret, namun BPKAD sudah melaksanakan pembayar gaji buat pegawai BPKAD pada bulan januari serta telah mencairkan SPPD selang pada bulan April dan Mei dan itu ada datanya pada saya,” pungkas Lumowa
“Dengan cara dan tindakan yang dilakukan BPKAD ini apakah manusiawi dan adil,” tambah Lumowa bertanya.
Berangkat dari penjelasan itu, Stel-Jo merasa yakin bahwa kepala BPKAD lihai menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi dan sangat meyakini pula bahwa ini ada unsur terselubung mendiskreditkan kelompok tertentu di DPRD.
Dugaan adanya upaya menghadang dan ingin melumpuhkan hak hak anggota dewan dengan cara memangkas sejumlah pos anggaran, menurut Steven Lumowa adalah bukti bahwa BPKAD telah merancang sebuah konspirasi besar terhadap hak anggota dewan.
Namun sangat disayangkan, Kaban BPKAD saat dicegat awak media Kawanuapost.com yang ingin mempertanyakan polemik pada pembahasan tadi, keburu bergegas keluar ruangan dan masuk ke dalam mobil tancap gas pulang. (roland)