MANADO, Kawanuapost.com – Wakil Gubernur Sulut Dr Djouhari Kansil MPd menegaskan, sepanjang Tahun 2014 perkembangan inflasi di Sulut yang diwakili oleh Kota Manado bergejolak. Itu disampaikannya pada rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi bersama TPID Kabupaten/Kota di hotel Peninsula Manado, Kamis (23/4).
Dikatakannya, puncak inflasi tertinggi pada 2014 itu terjadi pada bulan Desember yang tercatat mencapai angka 3,83 % (Month-to-Month) dan 9,67 % (Year to Year) dalam setahun yang berada diatas inflasi nasional. “Namun demikin Wagub menjelaskan secara raata-rata dalam setahun inflasi sulut masih berada di bawah rata-rata laju inflasi nasional,” katanya.
Secara Umum orang nomor dua di Sulut menyebutkan, inflasi yang terjadi di Sulut terutama brasal dari sisi suplai dibanding sisi permintaan. Dimana kompon utama pembentuk inflasi berasal dari harga komoditi yang diatur oleh pemerintah dan harga pangan yang bergejolak, ujar kansil.
Kansil menyebutkan, dalam dua tahun terakhir, inflasi pada kelompok Administered Prices terutama disumbang oleh komoditas angkutan dalam kota, tariff listrik dan harga BBM, sedangkan untuk kelompok Volatile Foods, komoditas utama penyumbang inflasi yaitu dari bawang merah, rica dan tomat (barito) termasuk sayur mayur.
Disamping itu inflasi Sulut juga tidak lepas dari pengaruh Shocks yang tidak dapat dihindari seperti gangguan produkksi karena bencana alam, yang pada akhirnya berpengaruh pada kelompok Volatile Foods, tandas Kansil.
Kepala Cabang BI Manado Luctor E Tapiheru mengatakan, tantangan pengendalian inflasi dikarenakan antara lain budaya makan pedas.
“Budaya makan dengan bumbu pedas bagi masyarakat Sulut sudah menjadi ciri khasnya. Karena orang Sulut sejak dulu sudah terkenal dengan budaya makan rica, apabila makan tanpa rica dianggap tidak lengkap,” jelas Tapiheru.
Sementara Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Sulut Drs Sanny Parengkuan berharap, pengendalian inflasi di daerah perlu dijaga keberlangsungannya agar sasaran dan tujuan pertumbuhan perekonomian dapat terjaga.
Turut hadir Karo Ekonomi Janne Mendur SE, Sekda Kabupaten/Kota selaku Ketua TPID Kabupaten/Kota serta anggotanya, Bulog Divre Sulut, Pertamina Manado, Asosiasi Barito serta Hiswana Migas.(*)