Skema Triple Helix Bappenas – Unsrat untuk Meningkatkan Produksi Sapi dan Ketahanan Pangan

IMG-20201118-WA0215

 

MANADO, Kawanuapost.com – Kementerian PPN/Bappenas dan Universitas Sam Ratulangi Manado tengah membahas rancangan Nota
Kesepahaman Kemitraan Triple Helix untuk Pengembangan Agrikultur/ Ketahanan Pangan untuk meningkatkan produksi daging sapi nasional, mengingat saat ini neraca daging sapi nasional masih defisit, terbukti dari ketersediaan daging sapi yang masih belum mencukupi permintaan.

“Nota Kesepahaman ini menjadi sangat penting di dalam peningkatan produksi daging sapi nasional, mengingat pada saat ini neraca daging sapi nasional masih defisit, di mana ketersediaan daging sapi baru 423  ribu ton atau masih di bawah perkiraan permintaan sebesar 717 ribu ton. Ke depan, kebutuhan konsumsi daging sapi
diperkirakan terus meningkat, sehingga produksi daging sapi harus dapat kita tingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk itu, sebagai salah satu langkah yang dapat kita ambil bersama adalah melalui skenario Pengembangan Peternakan Sapi Terintegrasi Hulu-Hilir yang mencakup penguatan pembibitan, budidaya, pengolahan hasil ternak, dan distribusi sampai ke tingkat konsumen,” jelas Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto saat berdialog dengan Rektor Universitas Sam Ratulangi Manado Ellen Joan Kumaat, Selasa (17/11/2020).

Upaya peningkatan produksi daging nasional menjadi salah satu Prioritas Nasional (PN) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yaitu PN 1: Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas yang dijabarkan ke dalam Program Prioritas 3: Peningkatan Ketersediaan, Akses, dan Kualitas Konsumsi Pangan dan Program Prioritas 6: Peningkatan Nilai Tambah, Lapangan Kerja, dan Investasi di Sektor Riil dan Industrialisasi.

“Pemerintah mendorong skema Triple Helix, yaitu strategi kerjasama keterlibatan tiga pihak, pemerintah, akademisi, dan industri. Skema Triple Helix diarahkan untuk pengembangan peternakan sapi terintegrasi hulu-hilir yang terdiri dari komponen pembibitan sapi, penyediaan pakan dan obat hewan, pengembangan budidaya sapi modern, peternakan sapi rakyat, penguatan rumah potong hewan, industri pengolahan daging sapi, serta riset dan pengembangan SDM melalui pendidikan dan pelatihan,” tutur Arifin.

IMG-20201118-WA0215

Deputi Arifin menjelaskan, untuk memperkuat riset dan meningkatkan kualitas pendidikan, Kementerian PPN/Bapepnas memfasilitasi pembahasan pengembangan integrasi budidaya sapi dan kelapa antara Universitas Sam Ratulangi Manado tengah dan Central Queensland University (CQU). Program tersebut rencananya dilaksanakan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan populasi sapi sebanyak 19 ribu ekor dan produksi kelapa sebesar 16 ribu ton pada 2018.

Dalam sambutannya, Rektor Ellen berharap kerja sama ini dapat memperkuat ketahanan pangan di Sulawesi Utara melalui peningkatan ketersediaan dan kualitas konsumsi pangan.

“Perguruan tinggi mempersiapkan SDM yang memiliki kompetensi di bidang peternakan, baik di bidang pengetahuan dan teknologinya. Untuk itulah Universitas Sam Ratulangi dan CQU dapat berperan dalam menciptakan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan melalui ketersediaan program studi terkait di Universitas Sam Ratulangi,” jelas Ellen. (HM)

Tinggalkan Balasan