MANADO, Kawanuapost.com – Diguyur hujan lebat selama dua hari wajah Kota Manado porak poranda, hampir seluruh wilayah Kota Manado direndam banjir, beberapa pohon tumbang dan longsor yang memakan korban jiwa.
Kondisi ini menggambarkan ketidakmampuan Pemerintah Kota Manado untuk mencegah terjadinya bencana di wilayah ini.
“Bencana kali ini memang faktor alam namun faktor kelalaian manusia paling dominan dalam ini dan ini merupakan tanggungjawab pemerintah Kota Manado,” kata anggota DPRD Kota Manado Lucky Datau ketika dihubungi KOMENTAR, Minggu (17/01/2021).
Ditegaskannya, banjir, pohon tumbang dan tanah longsor merupakan hal yang sering terjadi di Kota Manado dan tidak ada jalan keluar yang diberikan oleh Pemerintah selain memberikan bantuan setelah bencana terjadi.
Banjir di Kota Manado tidak akan makin parah jika Pemkot Manado peka terhadap bencana yang selalu terjadi jika hujan deras melanda di Kota Manado.
“Banyak sekali drainase yang tidak berfungsi bahkan tidak ada pengerukan drainase ataupun anak sungai di Kota Manado setelah banjir bandang 2014 lalu dan makin banyak titik genangan air yang dibiarkan tanpa ada solusi yang jelas. Makanya ketika hujan lebat banjir pasti akan terjadi,” ujar Legislator dari PAN ini.
Belum lagi soal pemukiman di lereng-lereng bukit, Pemerintah telah menetapkan Perwako tentang kelayakan hunian di lereng bukit, seharusnya tidak diizinkan warga untuk membangun rumah di wilayah rawan bencana ataupun jika sudah ada warga yang menempati lereng bukit pemerintah membuat program untuk pembuatan talud.
“Bencana itu bisa diminimalisir dan pemerintah mempunyai peran penting dalam hal pencegahan bencana dengan bersikap tegas dalam penerapan aturan,” tutur Lucky.
Untuk pohon-pohon di Kota Manado lanjutnya, pemerintah Kota Manado seharusnya menginvetarisir pohon-pohon yang sudah tidak layak lagi dan harus ditebang, jangan lagi dengan alasan perindangan justru membahayakan warga Kota Manado sendiri.
“Pohon yang tidak layak harus ditebang jangan tunggu tumbang karena angin baru dibersihkan,” kata anggota DPRD Kota Manado dari Dapil Sario Malalayang ini.
Ditambahkannya, persoalan utama yang ada di Kota Manado terletak di Kepala SKPD Kota Manado yang tidak sesuai dibidangnya, banyak pimpinan SKPD teknis tidak berkompeten dan tidak bertanggungjawab sehingga masalah teknis tidak bisa dipikirkan solusi dan akhirnya keadaan Kota Manado makin aburadul.
“Jangan sampai jabatan kepala SKPD hanya berdasarkan kepentingan politik ataupun kedekatan secara emosional. Kepala SKPD harus profesional dan memiliki solusi dari masalah-masalah yang ada di Kota Manado,” tukas Datau.
Seperti diketahui, banjir dan tanah longsor serta pohon tumbang terjadi di Kota Manado akibat hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah yang labil sejak Jumat (15/01/2021) hingga Sabtu (16/01/2021).
Peristiwa ini menyebabkan lima orang meninggal dunia, serta 500 jiwa mengungsi yang masih dalam proses pendataan, seperti dikutip dari keterangan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (17/01/2021).
Sejumlah kecamatan terdampak peristiwa ini antara lain Kecamatan Tikala, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Malalayang, Kecamatan Sario, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Singkil dan Kecamatan Wenang.(mey)