MANADO, Kawanuapost com – Presiden RI Joko Widodo membuka secara resmi Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2021 yang digelar secara virtual dari Istana Negara Jakarta, Rabu (25/08/2021).
Rapat disaksikan lewat kanal YouTube sejumlah kementerian/lembaga ini diikuti oleh para Gubernur, Bupati/Walikota se-Indonesia, termasuk Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw.
Olly – Steven mengikuti Rakornas ini dari dua tempat berbeda, Gubernur Olly dari kediamannya di Kolongan (Minahasa Utara), sedangkan Wagub Steven mengikuti kegiatan ini dari Ruang Command Center Kantor Gubernur Sulut.
Presiden Jokowi dalam sambutannya menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia pada kuartal II-2021 mampu tumbuh 7,07% (year-on-year/YoY) dengan tingkat inflasi nasional yang terkendali di angka 1,52% (YoY).
“Angka ini, jauh di bawah target inflasi 2021, yaitu sebesar 3%. Untuk itu kita patut bersyukur, karena di tengah ketidakpastian saat ini perekonomian Indonesia semakin baik dengan tingkat inflasi yang terkendali,” jelas Presiden Jokowi
“Meskipun masih menghadapi ketidakpastian perekonomian, ekonomi negara kita semakin membaik. Tapi tetap kita harus menjaga kewaspadaan,” sambungnya.
Presiden mengingatkan, rendahnya inflasi bisa jadi menjadi suatu hal yang tidak menggembirakan, karena bisa saja menjadi indikasi turunnya daya beli masyarakat akibat pembatasan aktivitas dan mobilitas. Ia kemudian menekankan kepada jajaran pemerintahan terkait untuk tetap waspada dan selalu berhati-hati dalam mengatur keseimbangan perekonomian, antara upaya penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi di Kuartal III-2021 ini.
“Tetap harus hati-hati mengatur keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi, mengatur rem dan gas. Penyebaran Covid-19 harus bisa kita kendalikan dan masyarakat yang rentan harus bisa kita lindungi,” ungkap Kepala Negara.
Selanjutnya, Presiden Jokowi kemudian meminta kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga barang, terutama kebutuhan pokok.
“Stabilitas harga kebutuhan pokok, khususnya bahan-bahan pangan sangat penting bagi masyarakat, terlebih di tengah kondisi daya beli yang sedang menurun. Jika terjadi kendala, baik itu kendala di sisi produksi maupun distribusi, Saya minta untuk bisa segera diselesaikan,” ujarnya.
Terakhir, Presiden juga meminta agar TPIP dan TPID tidak hanya fokus mengendalikan inflasi saja, namun juga harus proaktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh makin produktif, serta memanfaatkan momentum pandemi untuk meningkatkan nilai tambah di sektor unggulan yaitu sektor pertanian menjadi sektor unggulan.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Ditjen Bina Bangda Kemendagri RI ini juga diikuti oleh Asisten II Setda Prov. Sulut, Kepala Bappeda Sulut, Kadis UMKM, Kadis Perindag, Kadis Pangan dan Karo Ekonomi. (HM)