Peringati Paskah, GMIM Getsemani Basaan Gelar Lomba Taman Salib

Exif_JPEG_420
Ratatotok,Kawanuapost.com — Dalam rangka menghayati Hari Paskah Tahun 2023, Jemaat GMIM Getsemani  Basaan Wilayah Ratatotok menggelar Lomba Taman Paskah.

Terpantau, seluruh jemaat dari 10 Kolom sangat antusias dengan membuat Taman Paskah, bahkan ada kolom yang sudah mempersiapkan konsep sebulan sebelumnya.
Kreativitas jemaat pun nampak dengan desain-desain unik namun tak meninggalkan  makna Paskah.

Menurut Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat Getsemani Basaan Pdt.Yuliana Tumbel,M.Th, bahwa kegiatan Lomba Taman Paskah ini untuk memperingati Hari Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.

“Ini untuk memperingati serta menghayati moment Kebangkitan Tuhan Yesus,” ujarnya.

Dirinya menambahkan, selain Lomba Taman Paskah, pihaknya juga menyelenggarakan beberapa lomba lain.

“Diharapkan lomba ini bukan mencari siapa yang terbaik, namun lebih untuk menghayati makna Paskah itu sendiri,” jelasnya.

Diketahui, Paskah merupakan  perayaan kebangkitan Yesus Kristus dari kubur pada hari ketiga setelah penyaliban.

Paskah adalah nubuat yang digenapi dari Mesias yang akan dianiaya, mati untuk dosa-dosa kita, dan bangkit pada hari ketiga.

Sementara itu Ketua PKB Getsemani Basaan sekaligus Ketua PKB Wilayah Ratatotok Pnt Stevi Semuel Keintjem mengatakan di momen Minggu – Minggu Sengsara kali ini Seluruh jemaat dapat mempererat tali persaudaraan dan membangun kerjasama dengan seluruh jemaat.

“Di Minggu Minggu Sengsara seluruh jemaat diingatkan untuk menghindari hidup mewah dan kita berpuasa diagonal.Artinya dalam kita seluruh jemaat untuk menyisikan sebagian kecil dari pendapatan kita untuk membantu sesama kita,” Ungkap Keintjem.

Keintjem juga mengatakan jika lomba-lomba ini dilakukan semata untuk memeriahkan perayaan paskah.

“Diharapakan dengan lomba-lomba ini bisa lebih mempererat tali kasih dan persatuan antar jemaat. Juara atau tidak, tak jadi masalah yang penting semua jemaat bersukacita,” ungkapnya.

Kesengsaraan-Nya itu membuat banyak bangsa tertegun sebab, muka-Nya begitu buruk, sudah tidak seperti manusia lagi, begitu mengerikan karena seluruh tubuh-Nya penuh dengan luka dan lumuran darah.

Namun, karena itu Dia diangkat, ditinggikan dan dihormati, dan NamaNya dimuliakan dan dimasyurkan oleh segala bangsa dan seluruh bumi sehingga semua umat manusia diselamatkan oleh pengorbanan dan penderitaan-Nya itu.

“Penyelamatan umat manusia, yakni kesengsaraan-Nya adalah wujud kesetiaan dan kesempurnaan Kasih Allah tanpa syarat melalui Yesus Kristus dalam karya penyelamatan umat manusia dari dosa,” ujar Keintjem.

Keintjempun mengatakan, itulah sebabnya mengapa dalam keluarga, satu dengan yang lain harus saling mengingatkan dan mengajak untuk makin setia dan taat dalam melayani Tuhan.

“Untuk itu, bawalah keluarga kita, istri, suami, anak-anak, orang tua, kakak beradik, sanak saudara kita untuk hidup semakin dekat kepadaNya,” Tutup Keintjem.

 

(Dirga)

Tinggalkan Balasan