Pada kesempatan itu, Ketua TP-PKK Bitung Rita Tangkudung mengajak peserta untuk tetap bersyukur kepada Tuhan.
“Marilah kita memanjatkan puji syukur kepada tuhan yang maha esa karena atas rahmat dan karunianya kita dipertemukan kembali setelah menikmati cuti kerja yang cukup panjang untuk kembali melanjutkan pemberian diri sebagai Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas dan komitmen untuk kemajuan Bangsa Indonesia dan bagi kemaslahatan Masyarakat Kota Bitung,” kata Ibu Rita Tangkudung.
“Atas nama pemerintah, pribadi dan masyarakat Kota Bitung saya mengucapkan selamat merayakan hari kemenangan, Idul Fitri 1444 hijriah bagi saudara-saudariku umat Islam sekaligus menyampaikan permohonan maaf atas segala khilaf dan kesalahan kami, selaku pribadi manusia biasa, yang tidak luput dari salah dan lupa. Hendaknya energi positif dari momentum ramadan dan idulfitri yang telah dilalui dapat memperkokoh jalinan tali silaturahmi, terutama dengan rekan sesama ASN. Hal ini sangat penting untuk mengoptimalkan kualitas kinerja dalam memberikan pelayanan yang baik untuk negara dan masyarakat. Sehingga bekerja dengan cinta jauhkan kebencian, tidak hanya menjadi slogan semata, melainkan benar-benar kita upayakan dan tampak dalam tugas kerja kita sehari-hari,” terang Ibu Rita Tangkudung.
Ketua TP-PKK Kota Bitung Rita Tangkudung menyampaikan, setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia selalu memperingati hari Kartini, pahlawan yang memperjuangkan emansipasi persamaan hak perempuan di indonesia. Semangat kartini terus hidup sampai sekarang. Ia meninggalkan semangat kesetaraan perempuan di hadapan laki-laki. Saat ini sebagaimana kaum laki-laki, perempuan indonesia mempunyai kesempatan yang sama di bidang sosial, ekonomi, hukum dan politik.
Perempuan indonesia boleh menuntut ilmu setinggi yang ia bisa raih, perempuan boleh mencari pasangannya tanpa dipaksa oleh orangtuanya, perempuan boleh menjadi apapun yang ia mau, boleh mengisi berbagai profesi pekerjaan, menjadi pemimpin, atau sebagai ibu rumah tangga. Seperti diangankan Kartini, kemerdekaan akan menjadikan perempuan memiliki budi pekerti yang baik, kecakapan hidup, dan keterampilan serta mandiri.
Dengan pendidikan, lanjut dia, perempuan akan semakin pintar bernegosiasi secara politik untuk mengambil keputusan bagi dirinya.
“Olehnya saya mengajak seluruh perempuan yang ada di kota bitung untuk semakin menggali potensi diri, dalam kegiatan positif, harus terus dipertahankan dan digelorakan kembali sebagai bagian dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dimulai dari keluarga, rukun tetangga (Rt), rukun warga (Rw), sampai komunitas organisasi yang lebih besar lagi, termasuk dalam birokrasi pemerintahan,” kata Tangkudung.
Lanjut Ketua TP-PKK, Hal lain yang harus menjadi fokus kepedulian saat ini adalah tentang kondisi kebencanaan. Seperti yang disampaikan Presiden RI pada rakornas penanggulangan bencana 2023, apa yang ditakuti oleh dunia saat ini bukan lagi pandemi, bukan lagi perang, tetapi yang lebih mengerikan yang ditakuti oleh semua negara adalah perubahan iklim dan perubahan iklim itu menyebabkan frekuensi bencana alam di dunia naik drastis.
Peran aktif seluruh pihak pentaheliks, kata dia, (pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media) sangat penting untuk kefektifan pengurangan risiko bencana. Artinya, masyarakat harus bisa berpartisipasi dalam meningkatkan kapasitas, mulai dari tingkat individu, keluarga, hingga komunitas. Dan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana ini, nanti pada pukul 10.00 Wita saya mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam pemukulan tetengkoren, membunyikan sirine ataupun lonceng secara serentak sebagai latihan tanda peringatan dini.
“Karena bagaimana menyiapkan masyarakat, bagaimana mengedukasi masyarakat, bagaimana memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat untuk langkah-langkah Antisipasi harus menjadi prioritas untuk meminimalisasi korban maupun kerugian. Pemerintah daerah dibantu stakeholders lainnya harus membangun modal sosial masyarakat untuk mendorong kemandirian dalam mengurangi risiko bencana. Jadi kita tidak hanya berfokus pada fase tanggap darurat, tetapi juga pada fase pencegahan. Hal ini juga menuntut partisipasi perempuan di dalam penanggulangan bencana. Bukan hanya akses informasi namun juga dalam sosialisasi, edukasi, advokasi, termasuk mengantisipasi kelompok rentan, pada individu, keluarga, dan komunitas. Dimana perempuan adalah ibu peradaban dan episentrum kehidupan sehingga nasib manusia dan generasi mendatang terpengaruh oleh keberadaannya. Seperti yang terangkum dalam buku R. A. Kartini, habis gelap terbitlah terang, “jika perempuan itu berpelajaran, cakaplah dia mendidik anaknya dan lebih, cakaplah dia mengurus rumah tangganya, dan lebih majulah bangsanya. Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan. Selamat memperingati Hari Kartini, Hari Otonomi Daerah, dan Hari Kesiapsiagaan Bencana. Tuhan yang Maha Esa Senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita sekalian dalam bakti kita untuk Negeri,” tutup Ibu Rita Tangkudung, S.T., Istri tercinta Walikota Bitung Ir. Maurits Mantiri, MM.
Hadir dalam Upacara KORPRI Pemerintahan Kota Bitung, Para Asisten, Staf Ahli, Seluruh Kepala Perangkat Daerah Di Lingkungan serta Jajaran Pemerintah Kota Bitung, Jajaran Pengurus TP-PKK Kota Bitung Dharma Wanita Persatuan Kota Bitung, dan unsur Forkopimda Kota Bitung. (Advetorial)