Tondano. Kawanuapost. com – Program studi Pendidikan IPA Universitas Negeri Manado (Unima) melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki, Jl. Raya Tanjung Merah-Kema Kauditan, Minahasa Utara, pada Selasa, (04/06/2024).
Para dosen dan seluruh mahasiswa semester II dan IV terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Pada kesempatan itu, Ketua Kegiatan PKL Mellyatul Aini mengatakan Prodi Pendidikan IPA setiap tahunnya selalu mengadakan Praktik Kerja Lapangan.
“Tahun ini pun kami mengadakan PKL di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki, sesuai dengan tema kegiatan, yaitu mendalami kehidupan satwa: Praktik Observasi dan studi perilaku. Kegiatan ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat memahami tentang konservasi satwa”, kata Aini yang juga selaku dosen di Unima.
Berikut beberapa alasan utama diadakannya kegiatan ini, yaitu:
1. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan berinteraksi langsung dengan satwa yang sedang dalam proses penyelamatan dan rehabilitasi. Pengalaman langsung ini sangat berbeda dibandingkan dengan pembelajaran di kelas atau melalui buku teks, karena memberikan wawasan nyata tentang kondisi satwa dan tantangan yang dihadapi dalam upaya konservasi.
2. Di pusat penyelamatan satwa, mahasiswa dapat mempelajari berbagai praktik konservasi seperti penyelamatan satwa liar, rehabilitasi, dan reintroduksi ke habitat asli. Mereka juga dapat melihat bagaimana tenaga ahli bekerja dan metode yang digunakan untuk menjaga kesejahteraan satwa.
3. Melalui studi lapangan, mahasiswa akan lebih sadar tentang berbagai ancaman yang dihadapi oleh satwa liar, seperti perburuan ilegal, perdagangan satwa, dan kerusakan habitat. Kesadaran ini dapat mendorong mereka untuk berperan aktif dalam upaya konservasi dan advokasi lingkungan.
4. Konservasi satwa melibatkan berbagai disiplin ilmu, termasuk biologi, ekologi, kedokteran hewan, serta ilmu sosial dan hukum. Studi lapangan memungkinkan mahasiswa untuk melihat bagaimana berbagai disiplin ini saling berinteraksi dan bekerja sama dalam upaya konservasi.
5. Melihat upaya dan dedikasi yang dilakukan oleh tenaga ahli dan sukarelawan di pusat penyelamatan satwa dapat menginspirasi mahasiswa untuk mengejar karir di bidang konservasi atau setidaknya berkontribusi secara positif dalam pelestarian lingkungan di masa depan.
6. Berinteraksi dengan satwa yang mengalami penderitaan akibat ulah manusia dapat membentuk sikap empati dan rasa tanggung jawab terhadap makhluk hidup lainnya. Hal ini penting untuk membangun generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan dan kelestarian alam.
Secara keseluruhan, studi lapangan di pusat penyelamatan satwa Tasikoki memberikan pengalaman edukatif yang komprehensif dan bermakna, yang tidak hanya meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang konservasi satwa, tetapi juga memotivasi mereka untuk terlibat aktif dalam upaya pelestarian lingkungan. (*)