Demokrasi Jelang Pilkada Sulut Sedang Tidak Baik

 

MANADO, Kawanuapost.com – Kondisi daerah dan suasana dalam masyarakat jelang Pilkada Serentak 2024 di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) saat ini disimpulkan tidak baik.

Hal ini tergambar dalam diskusi Sosialisasi Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Tahun 2024 bersama Forum Wartawan DPRD (Forward) bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut di Hotel Four Point kawasan Mantos, Sabtu (09/11/2024) siang.

Diwakili Fernando Lumowa, Rio Luntungan, Jerry Palohoon, Jamal Mopatu, Deasy Holung, Raymond Legi, Steven Semen dan sejumlah jurnalis lainnya, menyampaikan pendapat dan pernyataan bahwa aparat kepolisian tak melupakan janji sebagai pengayom masyarakat.

“Bukan sebaliknya. Intimidasi aparat dibuktikan dengan foto dan video yang beredar tak terbantahkan. Apakah kondisi ini akan terus dibiarkan?,” ujar Rio Luntungan.

Terkait dugaan intimidasi kepada aparat pemerintahan, termasuk ASN dan perangkat desa, jurnalis senior Raymond Legi, bahkan meminta kepada KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara Pilkada, menyampaikan jika mengalami.

“Kalu ada, bilang pa torang. Kami bersama KPU dan Bawaslu! Terus terang, kondisi demokrasi di Sulut sedang tidak baik-baik saja,” tegas Raymond Legi.

Donny Rumagit, pimpinan Bawaslu Sulut yang hadir sebagai salah satu narasumber mengajak jurnalis tampil terdepan menciptakan Pilkada yang aman, nyaman, adil dan jujur.

Ia sepakat dengan pendapat jurnalis bahwa kondisi demokrasi di Sulawesi Utara sedang tidak baik.

“Tentu peran pers sangat vital dalam setiap pelaksanaan pesta demokrasi untuk mewartakan kebenaran,” terang Donny Rumagit.

Komisioner KPU Sulut, Lanny Ointu, sebelum penutupan kegiatan mengingatkan kepada masyarakat untuk menyalurkan pilihan dalam Pilkada 27 November 2024.

“Semakin tinggi angka partisipasi semakin baik. Tak usah takut, karena hanya diri sendiri dan Tuhan yang tahu pilihan kita masing-masing ketika berada di bilik TPS,” tukas Lanny Ointu dalam diskusi yang dihadiri sekitar 100 jurnalis.

Diskusi yang dimoderatori Rezky Kumaat dan Wirabuana Talumewo, juga menghadirkan narasumber pengamat politik dan pemerintahan, Taufik Manuel Tumbelaka, serta Martino Limpong, pendiri sekaligus ketua pertama Forward Sulut. (*)