Banten, Kawanuapost.com – Pengunduran diri bukan senjata perpisahan tapi awal dari kebangkitan. “Menjunjung tanah airku, tanah airku Indonesia” merupakan bait terakhir dalam lagu, Dari Sabang Sampai Merauke”.
Lagu ini tergambar bagaimana bangsa yang besar (Indonesia) yang terdiri dari berbagai suku dan agama. Demikian dikatakan Ketua DPW LMI Banten Decky Wagey, pada acara Temu Kangen di Tangerang, Banten, Kamis, (21/02/2019).
Menurutnya, Laskar Manguni Indonesia adalah Ormas terbesar di Indonesia. Baginya, dalam berorganisasi memang banyak ujian, dibutuhkan kesabaran dan tanggung jawab. “DPW LMI Banten adalah anak sulungnya DPP LMI. Menjadi pemimpin harus sabar dan jangan mudah terprovokasi,” kata Wagey.
Dalam acara tersebut, turut hadir Sekjen DPP LMI Stefanus Sumolang, Tonaas Metro Paul Alexander Oroh, Tonaas Tangerang, Tonaas USA Edward Tumbel, Tonaas LMI Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) Ferry Pangalila, Ketua Infokom DPP LMI Anna Polla, Ille Philip Karamoy, Panglima Metro Dolfie Lalenoh, Yennie Soehardjo dan Billy Yohanes Kilala.
Tonaas DPW LMI Banten menuturkan, publik sudah tahu Laskar Menguni Indonesia (LMI) adalah ormas terbesar di Indonesia. Laskar Menguni Indonesia sudah tersebar di dua puluh sembilan (29) negara bagian dan sepuluh (10) wilayah.
Dewa Panggilan akrapnya Decky Wagey berharap, semua yang tergabung dalam LMI ini harus solid dan terus bersama menjaga dan melindungi NKRI. Tnpa pengalaman tidak akan berhasil dan tanpa campur tangan TUHAN kita semua tidak akan sekuat ini. Jaya LMI Nasionalis, bersama kita bangkit,” harapnya.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LMI Tonaas Wangko Pdt Hanny Pantow, dalam sambutannya menjelaskan, bangkitnya Laskar Manguni Indonesia (LMI) di Provinsi Banten, menjadi sejarah. Ormas terbesar di Indonesia ini bukan terlahir dari satu suka dan agama, tapi LMI adalah organisasi masyarakat yang nasionalis.
Dalam Temu Kangen tersebut, Pdt Hanny Pantow mengakui bahwa jiwa pemimpin seperti Dicky Wagey, patut diberikan apresiasi dimana dia mampu menjaga hubungan persaudaraan LMI dan masyarakat di wilayahnya.
Dirinya tidak mau mengecewakan pengurus dan anggotanya. Apalagi berbicara mundur. “Saya yakin kedepan seluruh DPW, DPD pengurus dan anggota sulit melupakan ormas ini karena sudah terlanjur cinta kepada LMI. Kita semua harus semangat membangun dan membesarkan Laskar Manguni Indonesia, tidak boleh ada bahasa mundur. Belum tare maju kong somo mundur,” tutup Pendeta Hanny Pantow, berdialek Manado. (arthur)