Manado – Gubernur Sulut, DR. SH. Sarundajang (SHS) dinilai ‘tidak taat’ terhadap putusan Partai Demokrat (PD). Pasalnya, Ketua Umum (Ketum) PD, SBY, waktu lalu telah memutuskan Netral dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) RI periode 2014-2019. Namun, Gubernur SHS telah memilih untuk mendukung Capres dan Cawapres, Jokowi-JK.
“Ini berhubungan dengan orang akan melihat sebagai Kader Demokrat (SHS) yang tidak taat, karena SHS mendapat banyak fasilitas Istimewa, SHS dicalonkan demokrat tanpa bayar. Sebetulnya kalau SHS lebih bersabar, posisinya Ketum PD mau kemana, itu lebih elegan, namun itulah politik, yang dia anut oleh SHS agak berbeda,” ungkap Pengamat Politik Sulut, Ir. Taufik Tumbelaka. Pekan lalu, di Kantor Gubernur Sulut.
Yang menarik, lanjut Tumbelaka, keputusan yang diambil oleh Gubernur SHS, menurutnya, agak mendadak, tidak melalui desain, “tadinya kita lihat SHS mau Netral. SHS menempatkan Vabian di Prabowo, Vanda di Jokowi-JK. Tapi ini kok gak, tiba-tiba SHS sudah ke Jokowi-JK. Pasti ada sesuatu yang menjadi tantangan untuk digali,” katanya.
Ia mengatakan, tentunya ada tawaran yang diterima SHS, “tidak mungkin untuk satu putusan politik yang seberani ini, dan spekulasi ini pasti ada tawaran yang menarik, dan itu bukan dari tim bawah, yakin dari Megawati Soekarno Putri, minimal Puat Maharani, tidak dari sekelas Jokowi,” ujarnya seraya menambahkan memang selama ini Insting/kalkulasi politik SHS hampir selalu tepat, cuman pertanyaannya, kalau nanti Jokowi-JK kalah, kalau SHS sudah habis masa jabatan di Sulut, legitimasi figur SHS pasti jatuh.
Sebelumnya, Gubernur SHS saat ditemui, mengatakan, telah memilih Jokowi-JK sebagai Capres/Cawapres yang diusung. “Sebagaimana semua tahu bahwa saya Capres dari PD, dalam konvensi, tapi kan dari 11 orang ini tidak ada yang mencapai angka atau presntase yang diharapkan untuk bisa maju sebagai Capres, demikian juga PD sebagai pertai pendukung juga tidak mampu mencalonkan,” aku SHS. Akhir pekan lalu, di Kantor Gubernur.
Karena itu, Kata SHS, Ketum PD, SBY telah mengatakan, Netral dalam Pilpres kali ini. “Nah, tapikan tiap orang ada pilihan masing-masing itu lah yang saya lakukan,” ujarnya.
Disinggung soal rencana PD akan mengambil putusan mendukung siapa dalam Pilpres pada tanggal 1 Juni, besok. Menurut SHS, hal itu tidak mungkin terjadi, sebab sebelumnya telah menyatakan ‘Netral’, “tentu terlambat dong saya sudah ada pilihan. Bahkan yang lain sudah ada yang ke Jokowi, sudah ada yang ke Bapak Prabowo,” tutur SHS. (*)