Manado.Kawanuapost – Kepala Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Suluttenggomalut, Chandra Nurcahyo mengatakan, masa pandemi Covid-19 pihaknya diperhadapkan dengan berbagai tantangan.
Diantaranya penderita Covid-19 bertambah dan penderita sakit biasa berkurang. Meskipun demikian, jumlah peserta mandiri tetap bertambah setiap hari dengan adanya aplikasi JKN.
“Kami memberikan apresiasi kepada Pemprov Sulut yang berkomitmen sehingga kepesertaan sampai Juli 2020 tercatat berjumlah 22.000 orang,” ungkapnya saat Sosialisasi Edukasi Publik dan Media Gathering di salah satu hotel di Manado, Rabu (5/08/2020).
Dia menambahkan, kesulitan juga yang dihadapi ialah kesulitan ekonomi yang menimpah masyarakat di Sulut, yang juga berdampak pada pembayaran iuran BPJS.
“Banyak yang mengalihkan dana untuk membeli bahan pokok, sehingga pembayaran iuran menunggak,” ungkapnya.
Sementara itu, masyarakat yang perekonomiannya masih stabil, yang berherak di sektor makanan, perikanan, pegawai untuk iuran BPJS Kesehatan tetap dibayar.
Mengatasi masyarakat yang kesulitan membayar iuran, maka BPJS Kesehatan menerima aduan masyarakat yang ingin melakukan perubahan pilihan kelas.
“Ada yang kelas satu, turun menjadi kelas dua. Begitu pun kelas dua, turun menjadi kelas tiga, bahkan yang tidak mampu dicover pemerintah,” bebernya.
Lebih lanjut dikatakan Chandra, kondisi saat ini banyak peserta yang tidak berminat ke rumah sakit sehingga BPJS sudah menyiapkan aplikasi sistem antrian di RS. Tidak hanya itu saja, disediakan juga akses informasi beberapa program dan aplikasi kontak dengan dokter.
Pertanyaannya, bagaimana dengan para lanjut usia yang tidak dapat mengakses aplikasi tersebut. Chandra pun mengimbau, kepada generasi muda agar membantu mengakses aplikasi tersebut agar tidak menemui kendala.(CR)