Manado.Kawanuapost – Anggota Komisi IV DPRD Sulut, Yusra Alhabsyi melakukan interupsi saat rapat paripurna, Kamis (12/11/2020).
Yusra menjelaskan, belum lama ini dipentaskan teater Pingkan Matindas dan Raja Bolaang Mongondow (Bolmong) yang dikemas dalam ‘Cahaya Bidadari Minahasa’.
Ini memang sebuah cerita atau fiksi tapi mengundang reaksi yang begitu keras di Sulawesi Utara khususnya di Bolmong, sebab mengandung unsur Ras terutama bagi Raja Mokoagouw.
“Saya sampaikan di forum resmi ini karena pementasan itu difasilitasi Pemerintah Pusat. Kalau hanya kelompok teater saya tidak akan menyampaikan disini,” tegasnya.
Dia menambahkan, pihaknya sangat menyayangkan hal ini terjadi karena selama ini hubungan begitu baik antar semua etnis yang ada di Sulut termasuk Minahasa dan Bolmong.
“Saya tidak pernah membaca ada pertempuran, pertengkaran dan perebutan wanita di Sulut antara Raja Bolmong, perempuan dan dengan masyarakat di Minahasa.
Lanjutnya, ini memang hal sepele mengenai Pingkan Matindas. Namun, inilah yang saya persoalkan sebab hadir juga Kepala Dinas Kebudayaan Sulut dan belum ada klarifikasi mengenai hal ini.
Yusra pun meminta kepada Pjs Gubernur Sulut, Agus Fatoni agar menyampaikan protes terhadap dinas terkait. “Jangan nanti ada salah tafsir untuk generasi yang akan datang,” ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya meminta agar ada penegasan dan teguran bagi dinas terkait, sebab tidak ada upaya menetralisir isu yang berkembang di masyarakat.
“Saya juga meminta agar diberikan anggaran khusus untuk membuat cerita rakyat dalam konteks kebudayaan harmonis yang aidah tercipta di Sulut,” imbuhnya.
Menindaklanjuti interupsi Yusra, Ketua DPRD Sulut Fransiscus Silangen telah menyetujui akan mengundang dinas terkait untuk melakukan rapat dengar pendapat.(CR)