Jems Tuuk Usulkan Talud Pemecah Ombak Ganti dengan Menanam Bakau, Ketua DPRD Sulut, Andi Silangen Mendukung Ide Ini

Manado.Kawanuapost – Anggota DPRD Sulut, Jems Tuuk menilai, proyek talud pemecah ombak dinilai menguras anggaran pembelanjaan negara. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut) meminta pemerintah mengganti program tersebut dengan penanaman pohon seperti bakau.

Jems Tuuk
Jems Tuuk

JT sapaan akrabnya mengemukakan, masalah pemecah ombak ini sering menjadi blunder di lapangan. Wilayah panjang pantai di Indonesia menurutnya terdapat 95.181 kilometer untuk 14. 491 pulau.

“Jadi ini masukkan juga terhadap Bappeda. Titipan masukkan bahwa dengan 95.181 kilometer panjang pantai ini dan 14.491 pulau, tidak cukup ini dana APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Membutuhkan berapa puluh tahun,” jelasnya saat sosialisasi penginputan pokok-pokok pikiran DPRD yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Rabu (31/3), di ruang rapat Paripurna DPRD Sulut.

legislator daerah pemilihan (Dapil) Bolaang Mongondow Raya (BMR) ini.

JT pun meminta kepada Kepala Bappeda Sulut,  Jenny Karouw agar mendorong kepada pemerintah kabupaten agar menanam pohon bakau sebagai pemecah ombak alami.

“Semua meminta pemecah ombak. Kenapa mesti pemecah ombak, karena ada uang di dalamnya. Saya juga bertanya kepada masyarakat, kenapa tidak memanfaatkan dana desa untuk menanam bakau, mereka pun tidak bisa menjelaskan,” kata JT dengan tegas.

Dia menambahkan, kualitas terbaik tanaman bakau, ada di Desa Komus, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut). Disana banyak warga Sangihe yang menjaga pantainya lewat pemecah ombak bakau.

“Itu jadi hutan bakau terbaik menurut saya di Sulut. Jadi itu yang saya ingin sampaikan,” imbuh JT.

Sementara itu, Ketua DPRD Sulut, Fransiskus Silangen mendukung apa yang disampaikan JT. Menurutnya, benar talud pemecah ombak dari semen akan menguras dana APBN.

Dia pun mengusulkan, kalau bisa juga melihat kebijakan Menteri Sosial (Mensos) yang dulunya Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

“Di setiap pantai itu di Surabaya dia tanam cemara udang. Dia lebih kuat jauh dari bakau. Ke depan kalau bisa datang di Jakarta dan usulkan bibit ini,” ujar Anggota DPRD Dapil Nusa Utara ini dengan tegas.

Andi pun memberikan contoh Thailand, saat tsunami menerjang ada daerah yang tidak terjadi kerusakan yang hebat, sebab ombaknya tertahan di depan.

“Biaya itu kan lebih murah dibanding bangun pemecah ombak. Menyiapkan semua bibit dulu, kalau sudah ada bibit semua daerah pasti akan mendukungnya,” katanya.(CR)

Tinggalkan Balasan