Sekretaris Komisi IV, Cindy Wurangian Minta Dinsos Sulut Perhatikan Nasib Lansia di Panti Senja Cerah

Manado.Kawanuapost.com – Dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IV DPRD Sulut dengan Dinas Sosial Sulut, Sekretaris Komisi Cindy Wurangian menekankan pada perhatian pemerintah untuk para orangtua yang sudah lanjut usia dan ditampung di Panti Senja Cerah.

Cindy Wurangian
Cindy Wurangian

Ditanyakan klasifikasi para lansia yang ditanggung pemerintah, Kepala UPTD Senja Cerah, Gusye Budiman pun menguraikan, masuk untuk ditampung
tidak dipungut biaya.

Kategorinya, para lansia yang terlantar tidak ada keluarga dan anak-anak tidak bersama sama. “Anak-anak tidak mampu tapi mandiri. Artinya melakukan aktivitas sendiri untuk MCK dan jumlah mereka ada 48 orang,” ungkapnya saat RDP, Senin (15/08).

Dalam kesempatan itu, Cindy mempertanyakan beberapa hal antara lain; untuk 48 penghuni panti sehari berapa kali makan dan makanan apa yang diberikan untuk mereka? “Orang tua siapapun yang ditampung disitu harus diperhatikan, karena kebanyakan penyakit muncul dari makanan. Sehingga saya rasa hal ini menarik untuk saya tanyakan,” ungkapnya.

Saat RDP berlangsung
Saat RDP berlangsung

Ia menambahkan, untuk pemberian makan bagi para lansia yang dilakukan melalui tender hendaknya dilakukan saja melalui swakelola agar volume dan mutunya lebih baik.

Kedua, mengenai refocusing. “Saya binggung setahu saya belum ada refocusing. Saya ingin tanya melalui mekanisme apa dan dibahas dengan siapa,” tuturnya.

Ketiga, mengapa yang direfocusing obat-obatan para lansia yang mencapai Rp6,9 juta. Mengapa tidak mengambil dari pos yang lain? “Ketika sakit ndak tidak ada obat, maka mereka terancam meninggal. Mengapa ambil dari pos ini bukan dari pos yang lain. Miris dengan anggaran yang minim dipangkas hingga nol. Saya rasa ini adalah perencanaan yang keliru,” tegasnya.

Gusye Budiman menjawab pertanyaan tersebut. Pertama, mereka makan sehari tiga kali. Makan pagi telur, bubur, kue basah dan kue kering.

Kemudian makan siang, nasi, sayur setiap hari bervariasi kacang panjang, wortel sedangkan ikan ayam, daging, tude dan malalalugis. “Setiap hari menu yang diberikan bergantian,” ujarnya.

Kebersamaan
Kebersamaan Komisi IV dengan Dinas Sosial Sulut setelah RDP

Kemudian, mengenai refocusing ialah sesuai dengan permintaan dari keuangan Dinsos.

Cindy pun menegaskan, semua pihak terkait mempunyai tanggung jawab moril yang besar atas 48 lansia tersebut. Apabila ada itikad baik, maka akan ada standar yang lebih layak bagi mereka.

“Lebih bijaksanalah, agar alokasi dana untuk pengobatan lansia sebesar Rp6.9 juta tetap dipertahankan. Waktu penganggaran sudah dialokasikan pastinya sangat penting bagi mereka. Jangan kontradiksi tetapi hendaklah dipertahankan untuk kesehatan para lansia,” urainya.

Ketua Komisi IV, Vonny Paat pun mengingatkan, apabila diperhadapkan dengan hal ini, berargumentasilah dengan pimpinan sebab ini masalah para lansia dan rentan dengan sakit. “Ini menjadi pembelajaran agar ke depan, jika ada dana yang akan dipotong ambilah dari pos yang lain,” tegasnya.

Plh Dinas Sosial yang juga Sekretaris Dinas Sosial Merry Mawardi menjelaskan, pemotongan dana persediaan obat untuk lansia yang dikurangi karena pihaknya sudah menyiapkan solusi ketika anggaran yang dikurangi.

Dinsos Sulut akan menjalin kerjasama dengan rumah sakit daerah untuk masalah pengobatan. “Kami akan membuat MoU dengan rumah sakit daerah, rumah sakit mata, puskesmas terdekat dengan panti agar ketika ada anggota panti yang sakit, kita langsung bawah di rumah sakit atau puskesmas terdekat,” jelas wanita berkamata ini.(CR)

Tinggalkan Balasan