Kunci Sukses Tomohon WTP di 2014

Pemkot-Tomohon1

 

Sonder,Kawanuapost.com-Latar belakang pendidikannya, Insinyur Teknik. Tentu saja, amat beda atau kontradiksi dengan pengelolaan keuangan. Tak heran, ketika Walikota Tomohon Jimmy Eman, SEAk mengangkatnya sebagai Kepala Dinas Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Barang Milik Daerah (PPKBMD) banyak pihak yang menyangsikan kemampunnya untuk menata dan memperbaiki pengelolaan keuangan daerah, minimal untuk mencegah terulangnya kasus Rp129 miliar kerugian negara di Kota Multi Dimensi ini pada tahun 2009/2010 silam.

Jangankan orang lain, Ir Harlod Lolowang, MSc, MTh, Kepala Dinas PPKBMD Tomohon ini sendiri, juga mengaku kaget. ‘’Apa (saya) bisa. Latar belakang  pendidikan saya tidak ada sangkut paut samasekali dengan keuangan, padahal jabatan ini sangat strategis dan selalu saja bersentuhan dengan keuangan,’’  katanya kepada wartawan harian ini di Sonder, baru-baru ini.

Tak heran, ketika diberitahu sebelum dilantik pada 28 Pebruari 2011, dia mengaku sempat menemui dan bertanya langsung kepada Walikota Eman. ‘’Bapak cuma bilang, coba saja. Kamu pasti bisa,’’  kenang Lolowang.

Sebagai abdi negara, sebagaimana jabatan-jabatan sebelumnya, Lolowang mengaku terus mematrikan tekadnya menjalani tugas yang baru ini dengan penuh rasa tanggungjawab, meski tanpa modal ilmu dan pengetahuan di bidang keuangan. Padahal, beberapa jabatan yang dipercayakan kepadanya selama mengabdi pada negara, pun tidak ada yang langsung bersentuhan dengan pengelolaan keuangan.

Karir birokrat Lolowang memang dimulai sebagai pegawai biasa di Kanwil Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), kemudian  KTU (Kepala Tata Usaha) Dinas PU Minahasa dan  Kadis PU Minahasa. Ketika Tomohon menjadi kota definitif pada 2003 silam, dia dipercayakan mengendalikan jabatan yang sama,  Kadis PU.

Sebelum menjadi Kadis PPKBMD, pria yang akan genap 54 tahun pada 24 November mendatang ini,  sempat dipercayakan sebagai Kepala Bappeda, kemudian Asisten II Setdakot dan Kepala Inspektorat,  juga di Kota Tomohon. ‘’Jadi tidak ada yang bersentuhan langsung dengan pengelolaan keuangan dan saya harus mengaku bahwa saya memang buta soal (tata kelola keuangan) itu,’’  papar suami Wihelmina Mintje, SPd, MM ini.

Dengan memegang teguh ungkapan bahwa jabatan adalah kepercayaan, maka Lolowang tetap bertekad untuk memberikan yang terbaik. Berbagai materi pengelolaan keuangan terus didalaminya sewaktu senggang, baik di kantor maupun  di rumah pada malam hari, terutama Kepmenkeu nomor 13 Tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah. Saking seriusnya, Wilhelmina, isterinya, mengganti namanya dengan Kepmen. ‘’Kepmen, makang dulu,’’ ujarnya sambil tertawa lepas.

Selain kepada diri sendiri, para staf pun terus diingatkannya untuk membangkitkan etos kerja dan rasa tanggungjawab terhadap tugas. Bagi Lolowang, pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan uang amat rentan muncul masalah, terutama korupsi dan kolusi. ‘’Bapak selalu ingatkan, bahwa, kita mampu membayar kasur seharga 50 juta, tetapi 50 juta tak bisa kita membeli tidur yang nyenyak,’’ komentar Early Watung, SE,  stafnya.

Sejak berdiri 2003 silam, Pemkot Tomohon berhasil menorehkan sejarah baru dalam pengelolaan keuangan daerah dalam dua tahun terakhir. Setelah mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI 2013, kini Tomohon memwujudkan pengelolaan administrasi keuangan tanpa cacat dengan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 2014.

‘’Opini WTP ini bukan hasil kerja kami sendiri, tetapi berkat semua pihak. Dan, yang pantas mendapatkan penghargaan adalah Bapak Walikota dan Bapak Sekkot, karena semua yang kami kerjakan adalah implementasi dari petunjuk dan komitmen Pak Wali dan Pak Sekkot,’’ komentarnya.

Lolowang mengaku bahwa opini WDP 2013 menjadi fondasi atau bekal utama Kota Tomohon meraih WTP tahun ini. Untuk mewujudkannya, tahun 2013 lalu, Pemkot Tomohon  menjalin kerjasama dengan BPK RI dengan sistim administrasi online. ‘’April tahun ini dengan BPK provinsi,’’ ungkap ayah dua anak, yang baru saja menyandang gelar Magister Theologia ini.

Selain  itu, Dinas PPKBMD Tomohon juga telah menerapkan pelayanan prima dalam pengelolaan administrasi keuangan. Setiap permohonan pencairan dana, tidak pandang bulu, maksimal hanya butuh waktu selama 1 kali 24 jam. ‘’Bahkan  praktiknya, sepanjang bekas lengkap, tidak butuh satu hari sudah dicairkan melalui SMS Banking,’’  ungkap Lolowang lagi.(fot/*) 

Tinggalkan Balasan