JAKARTA – KawanuaPost.com – Paham radikal yang mengarah ke terorisme sering membawa nama agama. Pengamat menilai bahwa paham ini seakan ajaran yang dianjurkan dan hal itu perlu diluruskan oleh para tokoh agama.
“Pemahaman yang salah terhadap agama juga sama bahayanya dengan narkotika. Untuk itu harus diluruskan pemahaman mereka yang salah selama ini untuk kita bina, kita cegah lebih dini sebelum berkembang,” tutur Hadi Hadiatullah, dosen Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ), Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (25/8/2015). Menurutnya, yang banyak berperan meluruskan ajaran-ajaran yang tak benar itu adalah toloh agama setempat.
Dirinya memberikan contoh istilah jihad yang paling banyak disalahpahami akibat dangkalnya pemahaman dan wawasan agama, sehingga makna jihad sangat sempit dan bahkan menimbulkan kekacauan. “Ini juga menjadi salah satu faktor yang mendorong lahirnya radikalisme agama, yaitu adanya pendangkalan pemahaman keagamaan,” ujarnya.
Diakuinya, kurangnya pemahaman pendidikan kepada generasi muda di dunia sekarang ini sebagian besar berakar pada cara mengajarkan kepada anak-anak. Untuk itu pemberdayaan agama melalui lembaga pendidikan sangat memegang peranan dalam upaya pencegahan paham radikal.
“Lembaga pendidikan seperti sekolah, pesantren, perguruan tinggi yang tersebar merata dan luas di seluruh pelosok tanah air memiliki peran yang amat penting dan strategis dalam pencegahan terorisme,” ucapnya.
Dirinya juga mengakui kalau saat ini ideologi yang dibawa kelompok ISIS tentunya sangat membahayakan bangsa Indonesia terutama terhadap generasi muda bangsa. Karena ideologi yang dibawa ISIS ini bisa membuat orang-orang terpukau dan sekaligus mungkin akan tertipu.Karena di dalam paham ISIS ini sangat berbahaya dalam hal pemahaman agama.
“ISIS ini memandang kalau orang yang tidak sepaham dengan ideologinya seperti tidak seiman dan kafir maka harus diperangi. Kami meminta kepada generasi muda kita untuk mendalami paham kebangsaan, keagamaan yang termasuk didalamnya paham aqidah,” ujarnya mengakhiri.
Apa yang diungkapkan Hadi ini menanggapi kegiatan acara dialog yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi DKI Jakarta bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Jakarta hari ini dengan tema Pemberdayaan Agama Dalam Upaya Pencegahan Paham Radikal Terorisme.
EDITOR : HERMAN. M.