JAKARTA – KawanuaPost.com – Fraksi Partai PDI Perjuangan mengusulkan kenaikan gaji bagi Presiden mengingat gaji Presiden RI terbilang sangat kecil jika dibanding dengan negara lainnya.
Pengamat komunikasi politik, Tjipta Lesmana mencibir keras usulan kenaikan gaji bagi sang Kepala Negara. Menurutnya, tidak elok membahas kenaikan gaji di tengah krisis yang melanda bangsa.
“Kita belum tahu gaji Presiden take home pay nya berapa. Kalau kita tahu kita bisa bandingkan, misalnya antara gaji Presiden RI dengan Perdana Menteri Malaysia ataupun RRC,” kata Tjipta saat berbincang dengan Wartawan, di Jakarta, Minggu (20/9/2015) malam.
Tjipta mengaku curiga ada motif lain di balik berhembusnya wacana kenaikan gaji Presiden. Dia menilai, timing usulan kenaikan gaji Presiden sangat tidak tepat.
Apalagi kata Tjipta, BPS baru saja merilis data bahwa jumlah orang miskin di negara ini bertambah hampir satu juta jiwa. Di mana daya beli rakyat menurun, karena harga-harga terus membubung tinggi.
Investasi di Indonesia
“Di tengah-tengah situasi ekonomi yang amat memprihatinkan, kok minta kenaikan gaji Presiden. Di mana mata hati nurani dan empatinya,” cetusnya.
Dia berharap pembicaraan tentang wacana kenaikan gaji Presiden sebaiknya ditunda. “Kita mendesak tunda dulu pembicaraan tentang kenaikan gaji atau tunjangan pemimpin kita sampai situasi ekonomi membaik sedikit,” tandasnya.
EDITOR : HERMAN. M.