Mulyono Cuek Korban 1965 Akan Diadukan ke Mahkamah Internasional

KSAD Jenderal Mulyono (foto: Istimewa)
KSAD Jenderal Mulyono (foto: Istimewa)

JAKARTA – KawanuaPost.com – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Mulyono menegaskan pihaknya tidak mempermasalahkan jika keluarga korban 1965 membawa persoalan tersebut ke mahkamah internasional. Sebaliknya, ia meminta agar dilihat lebih jeli siapa yang menjadi korban sebenarnya dalam tragedi tersebut.

“Ya biarin saja (mereka lapor), tidak masalah. Ya kondisinya kan keliatan, mana korban, mana yang berbuat,” ujarnya usai doa bersama di monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (30/9/2015).

Mantan Pangkostrad itu menambahkan, merujuk pada sejarah, TNI AD menjadi korban seperti yang dialami oleh Jenderal A Yani serta keenam prajurit lain. Sebab itu, ia meminta agar perspektif korban dalam tragedi 65 kembali diperjelas.

“Kan keliatan dalam persitiwa itu. ‎Namanya manusian ya kan pastinya mau benar sendiri. Intinya peristiwa 65 yang terjadi itu kejadian betul, tapi semuanya kan menganggap aku jadi korban. Tapi korban yang nyata seperti apa. Nah, yang kita peringati sekarang inilah korban nyata dari kejadian G30S/PKI,” imbuhnya.

Khusus persoalan komunisme, Mulyono menegaskan, pihaknya juga tidak akan menanggapi kebangkitan faham tersebut dengan cara ekstrim. Meski demikian, jenderal bintang empat itu memastikan jajarannya akan tetap memantau perkembangan komunisme.

“Ya kita lihat saja. Isu kan memang ada yang mengatakan seperti itu (kebangkitan komunisme). Ya kita waspadai saja,” sambungnya.

Terlebih komunisne, lanjut Mulyono, sangat bertentangan dengan ideologi pancasila. Sebab itu, pemikiran komunis tidak bisa diterima di Indonesia.

“Kalau hidup di negara pancasila kan berbeda paham. Berbeda ideologi, jadi tidak bisa. Ya kita waspadai perkembangannya setiap saat,” pungkasnya.

EDITOR : HERMAN. M.

Tinggalkan Balasan