JAKARTA – KawanuaPost.com – Tiga orang wartawan media online menjadi korban penembakan saat akan meliput di Kampung Kubur, Jalan KH Zainul Arifin dan Jalan Airlangga, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Penembakan terhadap tiga wartawan di kampung narkoba tersebut mengindikasikan aparat tidak peka untuk menjaga keselamatan para jurnalis saat berada di lapangan.
Komisioner Komnas HAM, Hafid Abbas menilai, aparat kepolisian terkesan melakukan pembiaran terhadap peredaran barang haram di lokasi itu. Sehingga, sang bandar pun bereaksi saat awak media mendatangi lokasi meski untuk meliput peristiwa begal.
“Aparat terkesan melakukan pembiaran (terhadap kampung narkoba) yang terindikasi, dan ini bentuk kegagalan yang harus diaudit,” ujar Hafid kepada wartawan, Senin (30/11/2015).
Selain itu, saat awak media meliput ke lokasi, aparat juga dianggap tidak melindung insan pers. Alhasil, saat mereka meliput justru diteriaki maling dan ditembak oleh seorang warga.
“Itu kesalahan dari aparat, kenapa tidak melindungi teman-teman media yang menjalankan tugas profesional,” imbuhnya.
Berkaca dari kasus tersebut, Hafid menganggap kepolisian tidak berdaya dihadapan para bandar. Akibatnya, Korps Bhayangkara juga dinilai gagal melindungi pilar demokrasi dengan kondisi tersebut.
“Ketidakberdayaan aparat di hadapan preman di sini tentu satu hal yang memprihatinkan karena negara ini ada dengan ikhtiar melindungi segenap warga apalagi ini reporter yang merupakan pilar demokrasi. Kalau mereka tidak bisa dilindungi ini indikasi negara gagal melindungi rakyatnya,” pungkasnya.
Seperti diketahui, tiga wartawan media online lokal Medan bernama Nicolas Saragih (24), Arifin (34) dan Fahrizal (25) ditembak oleh orang tak dikenal di lokasi tersebut. Insiden itu terjadi pada Minggu, dini hari kemarin.
EDITOR : HERMAN M.