JAKARTA – KawanuaPost.com – Satu hari menjelang Pilkada Serentak 2015, polisi terus mempersiapkan pengamanan. Lebih-lebih sejak awal sejumlah daerah teridentifikasi keamanannya terancam terganggu saat hari pencoblosan dan sesudahnya.
Kapolri Jendral Badrodin Haiti mengatakan, deretan pilkada rawan konflik dimulai dari Pulau Sumatera, yakni Pilkada Jambi. Kemudian rawan pada pilkada yang digelar di Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Manado, hingga Papua.
Untuk itu, pihaknya akan memperkuat personel di daerah-daerah tersebut bersama TNI. “Untuk daerah yang rawan terjadinya konflik, personel akan kita perkuat,” katanya.
Namun begitu, Wakapolri Komjen Budi Gunawan memperkirakan pilkada juga rawan terganggu di daerah wisata, Bali. Karena itu menjadi destinasi orang-orang asing, ia memberi perhatian khusus kepada daerah berjuluk Pulau Dewata tersebut.
Kapolda Bali Irjen Sugeng Priyanto mengatakan terdapat tiga pilkada yang rawan terganggu di daerahnya. Yakni pilkada di Kabupaten Karangasem, Badung, dan Kota Denpasar. Meski begitu, untuk mengamankan seluruhnya, ia mengerahkan 12 ribu personel gabungan.
Sementara di Papua, terdapat lima pilkada rawan konflik. Yakni pilkada di Boven Digoel, Yahukimo, Nabire, Supiori, Yalimo, dan Pegunungan Bintang.
Lalu di Bengkulu, polisi memetakan lima wilayah rawan konflik. Daerah tersebut meliputi Kabupaten Kaur, Rejang Lebong, Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, dan Kepahiaang.
Wilayah itu dianggap rawan berdasarkan pengalaman pelaksanaan Pimilihan Legislatif (Pileg) 2014. Tidak hanya itu, di Kabupaten Kepahiang belum lama ini sempat terjadi penusukan komisioner KPU Kepahiang. Belum lagi adanya pembakaran Mapolsek Rimbo Pengadang.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ikut-ikutan memetakan pilkada rawan rusuh. Hasilnya, Musirawas Utara di Sumatera Selatan dinilai rawan konflik karena adanya pemilih ganda.
Wakil Ketua Komnas HAM Dianto Bachriadi mengatakan, Musirawas Utara rawan konflik karena selama ini memang sering terjadi bentrok warga di sana. Sedangkan dari sisi pilkada, daftar pemilih ganda sangat mungkin terjadi.
Ini hanya sebagian deretan pilkada yang rawan terganggu. Namun begitu, polisi meminta warga ikut menjaga kelancaran pesta demokrasi tersebut.
EDITOR : HERMAN M.