Di HUT PGRI ke 70 Tahun, Berbagai Masalah Guru Masih ‘Menghantui’ Pemerintah

Inilah Para Umar Bakri (Guru) berdemo.  (Foto: Ilustrasi)
Inilah Para Umar Bakri (Guru) berdemo. (Foto: Ilustrasi)

JAKARTA – KawanuaPost.com – Ribuan guru dari seluruh Indonesia memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta untuk menghadiri puncak peringatan HUT ke-70 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Peringatan ke-70 ini mengambil tema Memantapkan Solidaritas untuk Mewujudkan PGRI sebagai Organisasi Profesi Guru yang Kuat dan Bermartabat.

Namun, di usia tersebut masalah pendidikan khususnya terkait sumber daya guru masih menuntut perhatian pemerintah untuk diselesaikan. Sebagaimana diakui Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI Sulistyo, bahwa sejumlah problema guru masih ‘menghantui’ dunia pendidikan Indonesia.

“Dalam tahun ini ada beberapa wacana yang berkembang yang membuat guru tidak tenang dalam bekerja. Wacana itu misalnya rencana dihapuskannya tunjangan profesi guru. Tentu itu sangat meresahkan guru,” kata Sulistyo di SUGBK, Jakarta Selatan, Minggu (13/12/2015) kemarin.

Masalah lainnya yang meresahkan kinerja guru, lanjut dia, adalah adanya Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dianggap membebani guru. UKG diketahui menuntut banyaknya tugas tambahan yang membebani guru, kualifikasi akademik dan linieritas yang tak sejalan dengan UU Guru dan PP Nomor 19 Tahun 2009.

“Kami menginstruksikan agar para guru membantu kepala daerah untuk membangun pendidikan yang bermutu. Tetapi kami menolak berbagai kebijakan yang tidak berpihak pada guru, bukan menyakiti guru,” ujarnya.

Sementara itu, beberapa masalah lain di antaranya, persoalan guru honorer, kekurangan sumber daya guru, profesionalitas serta kompetensi guru.

“Jika guru honorer tidak segera diselesaikan akan menimbulkan persoalan serius di dunia pendidikan. Dalam kaitan ini, pemerintah perlu menetapkan pengahasilan minimal bagi guru honorer dan swasta yang menenuhi syarat,” katanya.

“PGRI sangat memahami perlunya peningkatan kinerja dan profesionalitas dan kompetensi guru. Oleh karena itu, untuk meningkatkan profesionalitas dan kompetensi guru, pemerintah supaya melaksanakan pelatihan seluruh guru,” pungkasnya.

Peringatan HUT PGRI dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Selain itu, hadir pula Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Ketua DPD RI Irman Gusman.

Di acara tersebut juga ada pemberian penghargaan Dwija Praja Nugraha kepada Gubernur Jawa Timur, Gubernur Banten, Maluku, Gorontalo; Bupati/Wali Kota Pasuruan, Landak, Siak, Nganjuk; dan pemberian penghargaan guru inspiratif dan dedikatif di daerah terdepan, terluar, terpencil (3T).

EDITOR : HERMAN M.

Tinggalkan Balasan