Secara Politik, Sangat Berisiko Penurunan Harga BBM

Foto: Ilustrasi.
Foto: Ilustrasi.

JAKARTA a�� KawanuaPost.com – Wacana pemerintah memaksakan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) saat ini dinilai sangat berisiko. Pasalnya, konsekuensi yang harus dibayar akan jauh lebih mahal ketimbang manfaatnya bagi masyarakat.

“Dari sisi politik penurunan harga BBM sangat berisiko,” terang Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Noer Azam Achsani melalui keterangannya, Selasa (9/2/2016) kemarin.

Menurutnya, penurunan harga BBM tidak serta merta menurunkan harga barang kebutuhan pokok. Jika suatu saat harga BBM tersebut harus dinaikkan kembali, maka dipastikan akan terjadi lonjakan inflasi.

“Misalnya, kalau BBM turun hari ini, apakah harga bakso akan turun? Tidak juga. Tetapi begitu harga BBM naik kembali, maka harga bakso kemungkinan akan naik,” ungkapnya.

Dari sudut politik, lanjut Azam, jika harga BBM diturunkan dan kemudian suatu saat harus dinaikkan kembali, ongkos politik yang harus dibayar pemerintah akan sangat mahal.

“Terlebih jika penurunan dilakukan saat tidak menjelang pemilu, yang tentu saja tidak akan berdampak banyak terhadap upaya menarik massa,” tuturnya.

Itulah sebabnya, kata dia, langkah paling ideal memang tidak menurunkan harga BBM. Kalaupun terpaksa menaikkan karena ada tekanan publik, maka penurunan sambung Azam, hendaknya tidak terlalu besar.

“Tetapi kalau masih bisa dipertahankan, idealnya memang bertahan saja dengan harga sekarang,” tandasnya.

EDITOR : HERMAN M.

Tinggalkan Balasan