JAKARTA a�� KawanuaPost.com – Anak di bawah umur di negeri ini acapkali menjadi korban kekerasan berujung maut. Fakta ini tentu membuat hati siapapun menjadi miris. Terlebih, tindakan sadis itu dilakukan berlatar alasan sepele.
Di Indonesia tercatat telah beberapa kali terjadi kasus penganiayaan dan pembunuhan sadis yang korbannya adalah anak di bawah umur. Berikut ulasannya seperti dikutip dari laman boombastis.com.
Amira Tewas di Kebun Pisang
Pada 29 Agustus 2014 masyarakat dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat gadis kecil di sebuah kebun pisang, Jalan Wahidin Sudirohusodo Selatan Gang III, Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Mayat bocah berusia sekira lima tahun yang diketahui bernama Amira Sintya Ramadhani itu ditemukan dalam kondisi sangat mengenaskan dengan kepala nyaris putus, dan sebagian organ tubuhnya yaitu mata, hati, dan jantung telah lenyap. Bahkan, kemaluannya pun telah sobek, serta jasad tersebut telah berlumur cairan zat kimia.
Amira sebelumnya dilaporkan hilang diculik sejak 13 Agustus 2014 silam. Sayangnya, masa penyelidikan yang telah berjalan hingga lebih dari setahun belum dapat mengungkap pelaku di balik pembunuhan sadis tersebut.
Fahri Tewas Dianiaya
Fahri Kusnaini seorang bocah berusia 3,5 tahun ditemukan tewas dan disemen oleh tetangganya sendiri yang bernama Solikhin (31). Pembunuhan itu ternyata dipicu oleh kekesalah Solikhin terhadap ayah Fahri, Masnawi yang dianggap telah menghina dirinya.
Sebelumnya, Solikhin mengaku bahwa sebelum melakukan aksinya, ia bertemu dengan Masnawi. Ia mengklaim jika Masnawi tiba-tiba berkata, a�?apa kamu lihat-lihat? Mau bunuh saya?a�?
Kata-kata tersebut lantas membuat Solikhin tersinggung berat sehingga memutuskan untuk menghabisi Fahri dengan cara dibanting dan dianiaya hingga meregang nyawa. Saat jenazah mulai membusuk, pelaku menuangkan semen ke tubuh korban untuk menutupi perbuatan kejinya itu.
Mayat Gadis Kecil dalam Kardus
Pada 2 Oktober 2015 silam penemuan mayat gadis kecil di dalam kardus mengegerkan publik. Putri, bocah malang berusia sembilan tahun itu ditemukan terikat dan dilakban. Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, terungkap bahwa Putri adalah korban pencabulan dan pembunuhan kejam oleh Agus Pea.
Putri telah dinyatakan hilang sejak pulang sekolah. Saat itu orang tua dan keluarganya sibuk mencari keberadaannya dan akhirnya memutuskan mendatangi kantor polisi untuk melaporkan peristiwa kehilangan orang tersebut. Namun begitu terkejutnya pihak keluarga saat mengetahui bahwa Putri telah ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.
Selang tidak berapa lama, Agus Tay adalah sosok yang mencabuli dan membunuh gadis kecil ini. Setelah dikembangkan lebih lanjut, ternyata dalang di balik pembunuhan sadis itu adalah Margriet, yang merupakan ibu angkat Angeline.
Adapun motif di balik pembunuhan tersebut yakni pelaku gelap mata lantaran bernafsu ingin menguasai harta warisan.
Bocah Diculik lalu Dihabisi
Jamaludin, seorang pelajar kelas 1 SD Beji Depok, Jawa Barat diculik oleh Januar Arifin alias Begeng pada Sabtu 6 Februari 2016 lalu. Jamaludin yang masih berusia tujuh tahun itu akhirnya ditemukan tewas di kamar mandi rumah tersangka di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Januar alias Begeng awalnya tidak mengaku bahwa ia telah membunuh Jamaludin. Menurut pengakuanya, ia hanya disuruh oleh seseorang dan diancam. Motif ekonomi ternyata menjadi latar belakang, Januar alias Begeng melakukan penculikan terhadap korban.
Beberapa hari sebelum kejadian, Begeng mulai melakukan pendekatan kepada Jamaludin. Kedekatan yang terbina dengan kakak Jamaludin, yang juga sesama anggota geng motor dengan tersangka, membuat bocah malang itu mudah didekati. Belum lagi kesamaan hobi bermain game online, membuat Jamaludin mudah dirayu.
Kapolresta Depok Kombes Pol Dwiyono mengungkapkan, motif kasus tersebut murni karena faktor ekonomi. Tersangka membutuhkan biaya untuk menikah dengan kekasihnya.
“Motif kasus ini motifnya ekonomi karena tersangka akan melangsungkan pernikahan sebulan lagi butuh biaya besar,” kata Dwiyono, Kamis, 11 Februari 2016 kemarin.
Tersangka kata dia, membutuhkan uang sebesar Rp250 juta sebagai syarat yang diminta oleh keluarga calon mempelai perempuan. Karena bingung tidak memiliki biaya. Hingga terbersit lah di pikiran tersangka untuk mencari uang dengan cara instan dan ia pun merencanakan untuk menculik korban.
EDITOR : HERMAN M.