JAKARTA a�� KawanuaPost.com – Wacana pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto menjadi polemik di masyarakat. Soeharto dinilai telah berjasa kepada bangsa Indonesia selama berkuasa 32 tahun. Namun sejumlah aktivis menolak pemberian gelar pahlawan pada Soeharto.
a�?Terlepas dari penilaian sekelompok orang bahwa Pak Harto punya salah selama berkuasa, tetapi bangsa ini tidak bisa menutup mata terhadap jasa-jasa Pak Harto selama memimpin Indonesia,a�? ujar koordinator lapangan Komunitas Rakyat pro Soeharto Untuk Indonesia (Kontrasindo), Fahri Husaini saat menggelar aksi damai di Patung Kuda, Jakarta, Jumat (27/5/2016) kemarin.
Fahri mendukung pemerintah untuk memberi gelar serupa kepada Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
a�?Saya berpendapat, seluruh presiden punya jasa terhadap bangsa ini, meski pun selama memimpin diwarnai dengan kontroversi. Tetapi itu tidak menghalangi para pemimpin itu mendapat gelar pahlawan nasional,a�? tambahnya.
Dia menduga, penolakan terhadap wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto dilakukan oleh segelintir orang yang tergabung dalam sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta tidak suka dengan gaya kepemimpinan Soeharto.
a�?LSM yang dibiayai asing ini selalu mencari-cari kesalahan Pak Harto, dengan atas nama HAM, korupsi dan lain-lain,” sindirnya.
Wajar Golkar Usulkan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Wakil Ketua Komisi II DPR, Ahmad Riza Patria menyebutkan, bahwa Partai Gerindra hingga saat ini belum memberikan keputusan terkait mantan Presiden Soeharto yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional.
“Gerindra belum memberikan keputusan. Ini kan masih usulan yang baru disampaikan kembali di dalam Munaslub Golkar,” kata Riza di Bakoel Coffe, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Menurut politikus Gerindra ini, hal yang wajar bila Partai Golkar mengusulkan Soeharto mendapatkan gelar pahlawan nasional.
“Jika Golkar mengusulkan Soeharto sebagai pahlawan, itu sesuatu hal yang wajar dan perlu dihormati. Kenapa? Karena Pak Harto memiliki peran besar di Partai Golkar. Bagi Golkar, Pak Harto bukan hanya pembina, namun sebagai presiden yang 32 tahun memimpin Indonesia,” paparnya.
Namun, ia berharap jika tidak semudah itu mengusulkan seseorang menjadi pahlawan. Pasalnya, menurut Riza, perlu aturan yang jelas mengenai pengangkatan seseorang menjadi pahlawan.
“Jangan sampai kita terlalu mudah mengusulkan menjadikan seseorang menjadi pahlawan, tapi kita melupakan pahlawan sesungguhnya. Nanti kita lihat apakah beliau kita usulkan sebagai pahlawan. Karena mungkin saja jika sekarang, waktunya belum pas atau momentumnya belum tepat,” pungkasnya.
EDITOR : HERMAN M.