Demokrasi yang hendak kita bangun adalah demokrasi yang menjunjung tinggi amanah danakhlaqul karimah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak semua pihak menjauhi saling fitnah dalam proses kampanye Pilpres.
“Cara-cara berkampanye yang tidak baik, tidak tertib, dan menabrak etika dan batas-batas kepatutan mesti dapat dicegah, karena tidak sejalan dengan kehendak kita untuk menghadirkan politik dan demokrasi yang makin maju dan berkeadaban,” kata Presiden SBY dalam sambutan acara Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Tahun 1435 H/2014 M di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/5) malam.
Bagi Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih dalam Pilpres 2014 mendatang, ujar SBY, wajib memajukan dan mensejahterakan kehidupan seluruh rakyat, termasuk kepada mereka yang tidak mendukung atau memilihnya. “Pemimpin harus menyayangi dan bersikap adil kepada rakyatnya, siapapun dia. Itulah etika politik yang perlu dijunjung tinggi demi kebaikan bangsa dan negara ke depan,” SBY menambahkan.
Oleh karena itu, lanjut Presiden SBY, dalam Pilpres yang sudah mulai dirasakan kompetisinya saat ini tentu tidak boleh diwarnai oleh saling fitnah, saling merusak, dan saling menghancurkan. “Ajaran agama mana pun pasti melarang umatnya untuk mengeluarkan fitnah dan caci maki. Tidak sedikit firman Allah dan hadis Rasulullah yang berkaitan dengan larangan terhadap tindakan yang tidak terpuji ini,” Presiden mengingatkan.
Merujuk pada adagium ‘fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan’, Presiden SBY mengajak semua pihak menjauhi fitnah dalam proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. “Mari kita jauhi situasi yang penuh dengan fitnah memfitnah,” Presiden menegaskan.
Presiden SBY kemudian mengajak untuk menyimak firman Allah yang tertera dalam Alquran Surat 49, Al Hujurat, terutama ayat 6. Ayat tersebut menandakan betapa Islam sangat membenci fitnah dan sekaligus para juru fitnah. Allah juga tidak menyukai kaum yang suka dan mudah meperolok-olok kaum yang lain seperti yang tertuang di Surat Al Hujurat ayat 11.
“Ke depan, dengan selesainya keseluruhan proses pemilu ini, kita semua harus dapat bersatu kembali untuk melanjutkan pembangunan bangsa. Mari kita mulai menghapus jarak yang terjadi selama berkompetisi. Tak baik kita memelihara dendam dan permusuhan dengan sesama,” ujar Presiden SBY.
Kepala Negara juga mengajak semua untuk membangun tatanan masyarakat berilmu sebagai ciri dari bangsa yang berdaya saing tinggi. Masyarakat yang mampu membawa kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan. menuju masyarakat Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur. (yor)