JAKARTA – KawanuaPost.com – Sosok Dahlan Iskan yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi memang tak bisa dilepaskan dari Partai Demokrat. Selain bertengger di kabinet era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dirinya juga merupakan pemenang konvensi calon presiden (Capres) yang digelar partai berlambang bintang mercy tersebut.
Kala itu menjelang pemilu presiden (Pilpres) 2014, Partai Demokrat melakukan proses penjaringan Capres melalui metode konvensi dengan maksud untuk mendapatkan sosok yang bersih dan kompeten untuk memimpin bangsa Indonesia. Namun, dengan ditetapkannya Dahlan sebagai tersangka justru menambah coreng hitam.
Kendati Dahlan menang dalam konvensi Capres, namun Partai Demokrat memang tak mengusung dirinya untuk maju dalam Pilpres. Partai Demokrat memiliki alasan Dahlan masih menjabat sebagai menteri.
Dahlan merupakan satu nama dari 11 peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat. Adapun calon lainnya meliputi Ali Maskur Musa, Anies Rasyid Baswedan, Dino Patti Djalal, Jenderal (Purn) TNI Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Jenderal (Purn) TNI Pramono Edhie Wibowo, serta Sinyo Harry Sarundajang.
Menurut pengamat politik Hendri Satrio, terkait dengan posisi Dahlan yang pernah menang konvensi Capres merupakan keputusan politik Partai Demokrat. Dirinya melihat kalau hal itu bukan isu nasional melainkan hanya isu internal partai politik.
“Dengan ditetapkannya Dahlan, diharapkan bisa lebih diperketat lagi untuk menjagokan seseorang untuk menjadi pemimpin di negeri ini,” ujarnya kepada Wartawan, Sabtu (6/6/2015).
Hendri menilai, penetapan Dahlan tak memiliki dampak besar terhadap Partai Demokrat. Tetapi, justru akan berimbang bagi pemerintahan di era SBY.
“Saya enggak melihat ada imbas ke Demokrat. Tapi lebih ke citra pemerintahan SBY, jadi lebih besar lagi negatifnya, walau dahlan ditersangkakan ketika menjadi Dirut PLN,” pungkasnya.
EDITOR : SOLSILARE.