JAKARTA – KawanuaPost.com – Dugaan terjadinya komersialisasi pesawat militer menyusul jatuhnya pesawat Hercules C130 di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara harus ditelusuri. Kemudian, bila memang terbukti ada oknum anggota TNI yang ‘bermain’ maka harus ditindak.
“Menurut saya, hal itu harus ditangani dan dievaluasi secara serius ya. Jadi jika Presiden (Presiden Joko Widodo) mau evaluasi sebaiknya cermati jangan tutupi lack of leader ship at all level implementation. Agar tidak salah terapi,” ujar pengamat militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati saat berbincang dengan Okezone, Kamis (2/7/2015).
Nuning sapaan akrabnya juga mempertanyakan, Hercules yang notabennya merupakan pesawat kargo kenapa bisa memuat sampai 101 orang plus kargo.
“Kok bisa pax 1310 sampai 101 orang plus kargo?. Apa enggak over. Jadi perlu di cek all level leader ship di tingkat pembinaan dan penggunaan,” tuturnya.
Mantan anggota Komisi I DPR RI ini menambahkan, kalau memang ada oknum yang terbukti terlibat harus diberi sanksi. Termasuk atasannya kalau memang terbukti ada yang terlibat. Namun, sebelumnya harus melalui proses yang berlaku di militer.
“Sebelum dipecat yang bersangkutan harus diadili baik secara etika maupun disiplin prajurit. Ibarat tubuh harus diamputasi termasuk pimpinannya bila terindikasi mengetahui hal itu dan membiarkannya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Mareskal Agus Supriyatna membantah adanya kabar yang menyebutkan jika peswat Hercules C130 yang jatuh di Medan dikomersilkan.
Hal itu terkuak setelah munculnya pengakuan sejumlah keluarga korban yang membayar antara Rp800 ribu hingga Rp1,5 juta untuk menumpangi pesawat tersebut.
“Tidak benar itu. Tidak ada dikomersilkan. Tidak boleh. Jangan ngarang-ngaranglah. Silakan saja dibuktikan, kalau ada, kita pecat,” ujar Agus di RSUP Adam Malik, Medan, Selasa 30 Juni 2015.
EDITOR : SOLSILARE.