JAKARTA – Senin (9/6) sore, ruang Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tampak riuh. Hujan interupsi saling sahut menyahut saat rapat dengar pendapat Komisi Perhubungan DPR dengan PT Nusantara Merpati Airlines itu.
Seperti memperlihatkan kondisi perusahaan penerbangan perintis ini yang kian terpuruk. Seluruh jajaran direksi PT Merpati Nusantara Airlines maupun perwakilan dari Kementerian BUMN, dalam rapat yang dimulai pukul 15.30 WIB hingga pukul 18.00 WIB tersebut, hanya tertunduk saat sejumlah fakta dibeberkan anggota komisi. Bahkan, saat menjawab pertanyaan anggota komisi, pihak Merpati tampak terbata-terbata.
Saat ini, nasib maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines (MNA) semakin tidak jelas. Kementerian BUMN yang dipimpin Dahlan Iskan belum memberikan jalan keluar atau sinyal, mau diapakan Merpati.
Kemarin, Rabu (11/6), rapat kembali diadakan. Kali ini turut hadir Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan sebagai ‘bapak’ perusahaan Merpati.
Dalam rapat ini Dahlan menyatakan akan mengganti direksi Merpati sebagai langkah penyehatan maskapai pelat merah tersebut. Keputusan ini diakui mengikuti saran para anggota dewan.
Namun, mantan bos PLN ini mengungkapkan bahwa cara itu bukan baru saja akan dilakukan setelah rapat dengan DPR. Melainkan menurutnya sudah coba dilakukan beberapa waktu lalu.
Dahlan tampak letih mendengar usulan pihak DPR. Pasalnya, dia mengaku bahwa saat ini tidak ada seorang pun ingin menduduki kursi direksi Merpati.
Hal ini wajar jika berkaca pada segudang permasalahan perusahaan yang menumpuk. Contohnya adalah utang perusahaan di mana mencapai Rp 7,3 triliun.
“Ada orang kami pandang memiliki kualifikasi tapi tidak ada yang mau. Pada saatnya jika ketemu orang yang mantap dan betul-betul mau kami lakukan. Kami belum menemukan orang orang yang mantap,” tuturnya.
Dahlan bercerita salah satu orang yang ditawari pekerjaan ini adalah mantan Dirut Pos Indonesia I Ketut Mardjana. “Saya sepanjang menemukan orang yang tidak ngomong doang akan langsung saya ganti. Saya sudah rayu Pak Ketut mantan Dirut PT Pos Indonesia dan dia tidak mau,” ucap Dahlan.
Dahlan juga menginginkan mantan direksi Garuda Indonesia yaitu Elisa Lumbantoruan menjadi bos Merpati. Elisa disebut orang yang cerdas dan dipercaya bisa memajukan perusahaan. Tetapi, Dahlan tidak akan menawarkan posisi tersebut Elisa.
“Saya mau Pak Elisa dia tapi kalau saya tawari dia ini nanti kesannya bisa menghina dia, kok kesannya dibuang. Saya enggak enak hati menawarkan beliau. Kalau beliau suka rela saya alhamdulillah. Langsung saya setujui kalau dia mau,” katanya.
Seperti diketahui, Dahlan melengserkan Elisa Lumbantoruan sebagai direktur komersial dan pemasaran PT Garuda Indonesia (Persero) digantikan Erik Meijer. Usai melengserkan Elisa tanpa alasan, Dahlan berjanji akan mencarikan tempat buat Elisa di BUMN.
Waktu terus berjalan namun permasalahan tak juga terselesaikan. Nasib ratusan karyawan Merpati masih dalam ketidakjelasan di mana sampai saat ini tidak juga mendapat gaji.
Pertanyaannya kini, siapa orang yang berani tampil sebagai pemimpin proyek penyelamatan Merpati?
Jika cara ini tak juga menemui titik terang, Dahlan telah menyiapkan langkah lain yakni bakal menutup perusahaan ini. Penutupan tersebut diyakininya justru sebagai langkah penyehatan.(mc)