JAKARTA – KawanuaPost.com – Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Yotje Mende menegaskan bila personelnya di lapangan tidak ada yang mengakui telah menembak warga yang diduga menyerang umat Muslim yang sedang merayakan salat Idul Fitri di Distrik Karubaga, Tolikara, Papua, Jumat 20 Juli 2015.
Menurut Yotje anggotanya mengaku hanya melepaskan tembakan ke udara sebagai peringatan saja supaya massa membubarkan diri.
“Anggota Polisi di lapangan belum ada yang mengakui menembak datar atau terbidik, saat itu,” ujar Yotje saat dihubungi, Senin (20/7/2015).
Namun begitu, Yotje memastikan 10 personel polisi yang berada di lokasi peristiwa itu masih dilakukan pemeriksaan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Papua untuk mengungkap siapa pelaku penembakan itu.
“Sama seperti maling saja, sudah tertangkap tangan pun kadang-kadang dia tidak berkata jujur mengakui perbuatannya. Artinya, pelaku penembakan ini masih diselidiki,” tegas Yotje.
Tak hanya memeriksa personilnya, Yotje juga meminta penyidik untuk meneliti penembakan itu secara laboratoris. Penelitian itupun dilakukan berdasarkan data dari rekonstruksi kejadian, proyektil yang berada di tubuh korban serta selongsong peluru yang ditemukan di lokasi.
Namun, Yotje tidak dapat memastikan rampungnya penelitian itu. Pihaknya meminta semua pihak untuk bersabar menunggu tim penyidik untuk mengungkap kasus ini.
“Belum tahu kapan, karena sampai saat ini masih diteliti,” pungkas Yotje.
Seperti diketahui seorang remaja tewas, sementara 11 lainnya luka-luka saat insiden berbau SARA di Kabupaten Tolikara, Papua, tepat saat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah, Jumat 17 Juli 2015. Korban tewas dan beberapa orang luka diakibatkan terjangan timah panas.
EDITOR : HERMAN. M.