JAKARTA – KawanuaPost.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) me-reshuffle tiga menteri koordinator. Namun, hanya Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani yang ‘selamat’ dari reshuffle. Hal tersebut menimbulkan berbagai persepsi mengingat Puan merupakan anak dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Pengamat politik Arya Fernandes mengatakan, Puan memang tidak mungkin atau kecil kemungkinannya untuk di-reshuffle oleh Presiden Jokowi. Pasalnya, bila Puan di-reshuffle bisa berdampak pada retaknya hubungan Presiden Jokowi dengan PDIP terutama Megawati.
“Saya kira Puan tidak mungkin di-reshuffle, atau sangat kecil kemungkinan di-reshuffle karena kalau Puan di-reshuffle akan mempengaruhi atau bisa merusak hubungan Jokowi dengan PDIP terutama Mega. Bagi PDIP terutama Mega, keberadaan Puan di Istana adalah harga mati,” ujarnya kepada Wartawan, Kamis (13/8/2015).
Menurut Arya, dalam melakukan reshuffle, Presiden Jokowi memang tetap kedepankan pertimbangkan kinerja. Tetapi, posisi Puan sebagai putri mahkota turut mempengaruhi kebijakan yang diambil mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.
“Memang lebih banyak pertimbangan kinerja tapi juga karena dia putri mahkota, kalau ‘digoyang’ akan pengaruhi hubungan Jokowi dengan PDIP dan Mega,” tuturnya.
Arya menambahkan, keberadaan Puan yang terkesan “spesial” di Kabinet Kerja akan memiliki dampak bagi jalannya pemerintahan bila tak mampu menunjukkan kinerjanya dengan baik. Sehingga, ini menjadi garansi sendiri bagi Presiden Jokowi bila tidak ingin mendapat sentimen negatif dari publik, bukan hanya kepada Puan terhadap semua menteri dari semua partai politik.
“Kalau ke depan menteri-menteri ini yang tidak kena reshuffle kinerjanya buruk, saya kira publik tentu akan menekan lagi untuk dilakukan reshuffle,” pungkasnya.
EDITOR : HERMAN. M.