JAKARTA – KawanuaPost.com – Reshuffle Kabinet Kerja di bawah rezim Joko Widodo dan Jusuf Kalla akhirnya dilakukan setelah sepuluh bulan kepemimpinan mereka.
Menurut pengamat politik, Gun Gun Haryanto, PDI Perjuangan (PDIP) sebagai partai pengusung Jokowi adalah pihak yang paling diuntungkan dari reshuffle kabinet. Namun, dia mengingatkan bahwa Jokowi harus berhati-hati dengan pola reshuffle yang dilakukannya, kemarin.
“Sepertinya PDIP sekarang bisa tersenyum, tapi ya belum tentu berhasil juga. Maksud saya banyaknya sokongan agen yang kuat kemudian bisa mengontrol juga, itu harus di-drive oleh Jokowi, kalau nanti terbalik malah pemain yang menentukan taktik, bukan pelatih,” ujar Gun Gun saat berbincang dengan Wartawan, Jumat (14/8/2015).
Dia menegaskan, dalam sebuah reshuffle kabinet tentu ada yang dikorbankan. Menurutnya, pola pergantian kabinet yang dilakukan Jokowi menitikberatkan pada sosok menteri yang kurang mendapat dukungan politik dari parlemen.
“Yang jadi korban yang tidak ada beck-up di parlemen, misalnya Adrinof dan Andi, itu risiko dari politik ya. Mereka tidak nampak sebagai politik perimbangan kekuasaan,” imbuhnya.
Gun Gun pun menganggap, reshuffle kabinet yang dilakukan Jokowi adalah keputusan yang tak mengejutkan. Sebab, kinerja beberapa menteri Kabinet Kerja memang terbukti bermasalah, seperti lemahnya komunikasi politik, penegakan hukum yang lemah, dan ekonomi yang terus terpuruk.
“Reshuffle ini kan pada dasarnya sebagai upaya perbaikan kinerja, enggak ada yang lain, salah satunya kan ada kekecewaan dari masyarakat, itu harus dikembalikan,” tuturnya.
Kendati demikian, Gun Gun tetap optimis dengan peningkatan kinerja tiga menteri kordinator, dua menteri teknis, dan satu sekretaris kabinet yang baru, meski reshuffle tersebut menuai tanggapan beragam dari masyarakat.
“Makanya saya berharap menko nanti mampu mengkoordinasikan kerja kementerian teknis dan harus fokus pada implementasi kerja pembangunan jangka menengah, dan enam bulan ke depan harus ada evaluasi regular untuk menentukan penilaian kinerja,” pungkasnya.
EDITOR : HERMAN. M.