Tidak Hadir ‘Bolos’ di Sidang Tahunan, SBY Bukan Negarawan

Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Anny Yudhoyono.
Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Anny Yudhoyono.

JAKARTA – KawanuaPost.com – Sidang tahunan MPR, DPR dan DPD, yang digelar pada Jumat, 14 Agustus 2015 kembali menunjukan pemandangan menarik. Pada momen kenegaraan tersebut Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak terlihat hadir sehingga menimbulkan spekulasi lantaran adanya Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.

“Panasnya” hubungan SBY-Mega memang bukan menjadi barang baru. Keduanya terlihat kurang harmonis sejak pemilu presiden 2004 berlangsung dan menjadi awal ketenaran SBY di negeri ini dengan menjadi presiden dan berhasil menumbangkan Megawati.

Menurut pengamat politik asal Universitas Islam Negeri (UIN), Syarief Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago, semestinya Ketua Umum Partai Demokrat itu hadir dalam acara kenegaraan tersebut. Sehingga hal tersebut semakin mempertegas kalau dirinya seorang negarawan.

“(Kalau tidak hadir) Sekarang diragukan lagi kenegarawanannya,” ujarnya saat berbincang dengan Wartawan, di Jakarta, Sabtu (15/8/2015).

Menurut Pangi, saat ini di Indonesia memang sedang mengalami krisis pemimpin negarawan, sementara banjir dengan pemimpin yang hobi dengan pencitraan. Untuk itu, Indonesia sedianya memerlukan pemimpin dan mantan presiden yang tidak pendendam.

“Maka dibutuhkan dan dicari pemimpin dan mantan presiden yang tidak pendendam namun pemimpin yang mau bersinergis dan bekerja sama demi negara,” tuturnya.

Sehingga dirinya berharap SBY bisa hadir dalam sidang tahunan di HUT ke-71 RI pada tahun depan, dan mengakhiri ‘perang dingin’ dengan Megawati yang sangat terasa sejak 10 tahun terakhir.

“Publik akan angkat jempol kalau SBY tak membalas sikap Megawati yang memperlakukannya selama 10 tahun berkuasa jarang hadiri acara tahunan di DPR. Namun, SBY hadir terus maka dendam politik atau ‘perang dingin’ bisa segera berakhir,” tuturnya.

Sementara itu, menurut Sekjen Humanika Sya’roni, tidak masalah kalau mantan Presiden tidak hadir dalam acara tersebut sidang tahunan, tetapi kalau pada 17 Agustus tidak hadir di Istana Negara mesti dipertanyakan kenegarawanannya.

“Kalau nanti acara Agustusan dia enggak hadir di Istana, itu baru patut dipertanyakan kenegarawanannya? Kalau dia nanti benar-benar enggak hadir, berarti dia sama kayak Megawati,” ujarnya.

SBY sendiri dikabarkan tak menghadiri sidang tahunan dengan dalih sedang berada di kampung halamannya, Pacitan, Jawa Timur untuk merayakan hari kemerdekaan di Monumen Jenderal Sudirman di Pakis Baru, Nawangan, Pacitan.

EDITOR : HERMAN. M.

Tinggalkan Balasan