MANADO, Kawanuapost.com – Provinsi Sulawesi Utara kini berusia 55 tahun dan selama tiga tahun enam bulan, Gubernur Olly Dondokambey SE dan Wakil Gubernur Drs Steven OE Kandouw (ODSK) dipercayakan rakyat Sulut memimpin daerah ini. Upaya dan kerja keras telah dan sedang dilakukan ODSK menjalankan roda pemerintahan dan merealisasikan amanat rakyat memiliki tujuan mulia yaitu demi mensejahterakan rakyat Sulut.
VISI SULAWESI UTARA 2016-2021
Terwujudnya Sulawesi Utara Yang Berdikari Dalam Ekonomi, Berdaulat Dalam Politik Serta Berkepribadian dalam Budaya.
MISI SULAWESI UTARA 2016-2021
1. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat sektor pertanian dan sumberdaya kemaritiman, serta mendorong sektor industry dan jasa;
2. Memantapkan pembangunan sumberdaya manusia yang berkepribadian dan berdaya saing;
3. Mewujudkan Sulawesi Utara sebagai destinasi investasi dan pariwisata yang berdaya saing;
4. Mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang tinggi, maju dan mandiri;
5. Memantapkan pembangunan insfrastuktur berlandaskan prinsip pembangunan berkelanjutan;
6. Mewujudkan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia di kawasan timur;
7. Mewujudkan Sulawesi Utara yang berkepribadian melalui tata kelola pemerintahan yang baik.
Sejalan dengan perkembangan global dan nasional, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara juga meningkat. Tahun 2017, ekonomi Sulawesi Utara tumbuh 6,32% dan merupakan tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Di tahun 2018 ekonomi Sulawesi Utara meningkat, dimana triwulan I 6,68% dan sedikit menurun di triwulan II 5,83% namun kembali menguat di triwulan III hingga mencapai 6,01%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,27%.
Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh sektor Konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Transportasi dan Pergudangan serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Sementara itu dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh Konsumsi Rumah Tangga, Investasi, Konsumsi Pemerintah dan Ekspor.
Nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Juli 2018 tercatat sebesar US$ 71,33 juta sementara impornya senilai US$ 13,94 juta. Komoditas ekspor nonmigas terbesar pada Juli 2018 tetap diduduki oleh lemak dan minyak hewan/nabati, yakni senilai US$ 31,84 juta (44,64% dari total ekspor), sedangkan untuk komoditas impor terbesar adalah bahan bakar mineral (mineral fuels), mineral oil products (27), senilai US$ 7,18 juta (51,48 % dari total impor).
Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Sulawesi Utara pada Juli 2018 adalah Tiongkok (US$ 14,43 juta), sedangkan negara pemasok terbesar adalah Malaysia (US$ 7,49 juta) (angka sementara). Sedangkan untuk PDRB di tahun 2017, harga berlaku berada pada angka 110.16 triliun rupiah dan untuk harga konstan berada pada angka 79.50 triliun rupiah, untuk tahun 2018 pada semester pertama PDRB harga berlaku berada pada angka 56.02 triliun dan untuk harga konstan berada pada angka 39,55 triulun rupiah.
Angka kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2016 berada pada angka 8,20% dan terus menurun hingga pada angka 7,9% di tahun 2017, dan mampu ditekan hingga angka 7,59% di tahun 2018. Sedangkan angka pengangguran pada tahun 2016 sebesar 6,20% meningkat hingga 7,18% di tahun 2017, dan mampu ditekan hingga angka 6,86% di tahun 2018.
Gini Ratio tahun 2017 sebesar 0,39%, sama dengan posisi pada tahun 2016. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) tahun 2017 berada pada skala 1,66 lebih baik dibanding tahun 2016 pada skala 71,05.
Untuk Investasi tahun 2018 di Sulawesi Utara sebesar 6,970 triliun rupiah, yang terbagi atas PMA (penanaman modal asing) sebesar 4,054 triliun rupiah atau 81,2% dari total investasi, dan PMDN (penanaman modal dalam negeri) sebesar 2,916 triliun rupiah atau 18,8% dari total investasi. Secara keseluruhan angka tersebut mengalami peningkatan dibanding total investasi di tahun 2017 yang berada pada angka 6 triliun.
Berikut kerja keras Pemerintahan ODSK di BIDANG SOSIAL :
Pemberian Jaminan Kesejahteraan Sosial kepada Warga Korban Bencana Alam dan Bencana Sosial melalui ketersediaan logistik pada saat masa tanggap darurat, mengingat Provinsi Sulawesi Utara merupakan daerah rawan bencana. Pada Tahun 2017 di Provinsi Sulawesi Utara diselenggarakan Bakti Sosial Taruna Siaga Bencana I (Tagana) Tingkat Nasional dan ASEAN yang melibatkan seluruh tagana di Indonesia dan ASEAN yang dilaksanakan di Kab. Minahasa dan Kota Tomohon.
– Percepatan pelaksanaan program pembangunan/rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) yang merupakan target ODSK sampai tahun ketiga (2018) rumah yang berhasil direhabilitasi sebanyak 771 unit;
– Penanganan kemiskinan juga diupayakan melalui pemberian bantuan usaha ekonomi produktif kepada kelompok usaha bersama (KUBE) bagi keluarga miskin dengan total bantuan yang diberikan selang tiga tahun kepemerintahan ODSK berjumlah 311 kelompok atau 3.110 kepala keluarga;
– Sedangkan Penanganan kemiskinan untuk daerah-daerah terpencil diarahkan melalui kegiatan pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) yaitu berupa bantuan permukiman sosial KAT yang dilaksanakan sejak tahun 2016 s/d 2018 dengan capaian kinerja sebanyak 250 unit.
– Selain itu dibangun juga sarana-sarana umum berupa MCK di berbagai Lokasi; Bantuan sosial permakanan bagi penyandang eks penyakit kronis (eks kusta) dalam pemukiman (Pandu) sebanyak 21 orang setiap tahun melalui dana APBD Provinsi Sulawesi Utara;
– Bantuan sosial berupa usaha ekonomi produktif kepada Tuna Sosial (Eks Penyandang Penyakit Sosial) selang 3 tahun kepemimpinan ODSK telah dibina sebanyak 20 orang tuna sosial yang diberdayakan dan 38 orang untuk korban penyalahgunaan Napza.
– Selain penanganan kemiskinan berupa RTLH maupun UEP diberikan juga bantuan sosial berupa untuk menunjang kebutuhan pokok kepada keluarga miskin dengan kategori terlantar, termarginalkan yaitu emberian bantuan langsung (cash transfer) kepada orang dengan kecacatan berat (ODKB) di Kab/Kota melalui program asistensi sosialorang dengan kecacatan berat (ASODKB), bantuan langsung (cash transfer) juga diberikan kepadaLanjut Usia Terlantar di 15 Kab/Kota melalui program asistensi sosial lanjut usia terlantar dengan sumber dana APBN Kementerian Sosial RI.
– Bantuan sosial permakanan bagi penyandang eks penyakit kronis (eks kusta) dalam pemukiman (Pandu) sebanyak 21 orang setiap tahun melalui dana APBD Provinsi Sulawesi Utara;
– Pada tahun 2017 dan 2018 program ADODKB dan ASLUT yang diberikan melalui cash transfer sudah diarahkan ke Program Keluarga Harapan. Penanganan orang miskin, terlantar, termarginalkan berupa bantuan kebutuhan pokok kepada anak, lanjut usia, penyandang cacat dalam panti milik masyarakat maupun diluar panti.
– Pelaksanaan Apel Kesiapsiagaan yang diselenggarakan di Lapangan Sario Manado yang dikuti oleh TNI, Polri, Basarnas, Instansi terkait dan Relawan Penanggulangan Bencana yang dipimpin langsung oleh Bapak Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, SE;
– Menyerahkan bantuan kepada Korban Bencana di Palu Provinsi Sulawesi Utara berupa Uang Tunai dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara Rp. 1 Milyar, Bantuan Logistik yang dikumpulkan oleh Perangkat Daerah di Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Bantuan Logistik dan dana yang dikumpulkan oleh masyarakat Sulawesi Utara yang disalurkan melalui Badan Penanggulangan Bencana daerah Proovinsi Sulawesi Utara;
– Pembangunan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca di Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Selatan. (Advetorial)