Manado.Kawanuapost – Rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Perubahan 2021 dilaksanakan di ruang paripurna DPRD Sulut, Senin (23/08/2021).
Rapat dipimpin Ketua DPRD Sulut Fransiscus Andi Silangen dan didampingi Wakil Ketua Vicktor Mailangkay dan Billy Lombok serta anggota DPRD Sulut lainnya, yang merupakan anggota tim badan anggaran.
Adapun yang hadir dari pihak eksekutif Sekretaris Provinsi Sulut, Edwin Silangen serta Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang hadir secara fisik maupun virtual dan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Anggota DPRD Sulut, Rocky Wowor mengkritisi prioritas poin pertama mengenai upaya pemulihan ekonomi daerah yang tertera dalam KUA yaitu upaya menggerakkan sektor pariwisata, untuk bekerjasama dengan pelaku usaha.
“Dampak dari pandemi Covid-19 yang menyerang semua faktor ekonomi maupun kesehatan. Saya berpikir dalam keadaan ini kita harus fokus dulu terhadap kesehatan dan harus menjadi prioritas bukan pariwisata,” ungkapnya.
Dia menambahkan, sesuai yang dikatakan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey untuk membangun perekonomian daerah harus mengairahkan sektor pertanian dan perikanan.
“Saya lihat di poin satu ialah pariwisata sedangkan saat ini sesuai instruksi pemerintah pusat semua pariwisata harus ditutup dahulu, sehingga belum ada kegiatan. Kita semua lagi fokus untuk menangani Covid-19 dan pengerjaan proyek seperti pembangunan jalan,” urai Ketua Fraksi PDIP Sulut ini dengan tegas.
Menanggapi hal ini Sekrpov Sulut, Edwin Silangen angkat bicara. Menurutnya, dalam KUA-PPAS Perubahan 2021 perlu disampaikan soal namanya asumsi.
TAPD menetapkan asumsi ini mempunyai dua dasar pertimbangan. Pertama, mencermati kondisi perkembangan makro secara nasional. Termasuk target asumsi makro secara nasional sebagaimana yang dicantumkan dalam APBN 2021.
“Kami berkesimpulan bahwa arah kebijakan yang pertama adalah pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19, sebab tidak ada satu pun propinsi maupun secara global di dunia ini termasuk NKRI yang tidak berupaya untuk menangani pandemi Covid-19. Namun, di satu sisi kita juga harus menggairahkan ekonomi yang ada di daerah ini. Dengan pertimbangan itu kemudian kami menetapkan angka-angkanya dengan asumsi plus 4-5 persen dengan tingkat inflansi yang terkendali,” urai pria berkacamata ini dengan semangat.(*)