Puluhan tokoh politik dan tokoh militer Thailand ditahan oleh penguasa militer baru sehari setelah Angkatan Bersenjata merebut kekuasaan.
Di antara tokoh yang ditangkap pada Jumat (23/03) adalah mantan perdana menteri Yinkluck Shinawatra saudara perempuannya dan saudara iparnya. Selain itu terdapat sejumlah pemimpin politik dan militer.
Mereka sebelumnya diperintahkan untuk melaporkan diri ke pihak berwenang militer, kalau tidak mereka akan ditangkap, dan mereka kemudian dibawa ke kamp militer di luar ibukota.
Juru bicara militer Werachon Sukhondhadhpatipak mengatakan kepada BBC bahwa mereka yang ditahan terlibat dalam konflik politik.
Ia menekankan militer bersikap netral dan penahanan tokoh-tokoh dari semua pihak menunjukkan bahwa Angkatan Bersenjata tidak memihak.
“Semua dari 100 lebih orang terlibat dalam konflik politik di Thailand. Dan untuk memastikan kami tidak memberikan perlakuan lebih baik kepada siapapun atau orang-orang tertentu, kami menekankan bahwa kami netral dan ketidakberpihakan kami seperti yang kami tunjukkan. Jadi kami lakukan hal sama kepada semua pihak,” kata Kolonel Werachon Sukhondhadhpatipak kepada BBC.
Kolonel Werachon Sukhondhadhpatipak menuturkan selama berada di tahanan mereka diminta untuk merenungkan situasi dan mungkin akan muncul kompromi setelah itu.
Perebutan kekuasaan, lanjutnya, dilakukan demi kepentingan Thailand meskipun ia menolak menegaskan kapan militer akan menyerahkan kekuasaan ke pemerintahan sipil.
Enam petinggi militer ditunjuk untuk menjalankan roda pemerintahan. Sejauh ini terdapat sejumlah aksi protes menentang kudeta di Bangkok meskipun diberlakukan larangan demonstrasi. (BBCI)