Menyikapi terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak di Daerah Minahasa, Tomohon, Mitra, Minsel dan Bolmong Raya selama beberapa hari terakhir ini, maka Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengadakan rapat yang dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Sulawesi Utara DR Djouhari Kansil, MPd dengan intansi terkait antara lain Pertamina, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Drs. Sanny Parengkuan, MAP, Kepala Balai Jalan dan Jembatan Ir. Jhoni Wenur , Kepala Dinas PU Ir. Eddy Kenap MSi, Kepala Dinas Perhubungan Drs Joi Oroh, Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi Sulawesi Utara Dra Lynda Watania, MM. dan Kabag Indag, Transportasi Perhubungan dan Pariwisata Biro Ekonomi Dra Ivone Kawatu.
Dalam Laporannya Kepala Dinas PU Ir. JE Kenap menyatakan bahwa Akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda daerah bumi nyiur melambai pada pertengahan Januari 2014 lalu, mengakibatkan banyaknya infrastruktur jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan, sebut saja jembatan yang menghubungkan jalur transportasi Manado- Tomohon di Tinoor, dimana dua jembatan itu statusnya masih berupa jembatan darurat, demikian pula dengan jembatan di desa Matani Kec Tumpaan yang masih dalam tahapan perbaikan dan jembatan Worotikan.
Menurut Kepala Balai dan Jembatan Ir. Jhony Wenur, pada saat ini sementara dilakukan perbaikan pada jembatan di desa Matani dan kapasitas jembatan Bailey hanya sekitar 5 Ton sehingga tidak bisa dilewati oleh Mobil Pertamina yang berkapasitas diatas 20 ton, hal ini mengakibatkan kelangkaan BBM di daerah-daerah yang distribusi BBM-nya melalui jalur tersebut.
Dalam pertemuan tersebut diperoleh solusi antara lain:
1.Distribusi BBM wilayah Minahasa, Tomohon dan Minahasa Tenggara melalui jalan Tanggari, dimana kendaraan yang akan melewati jalan Tanggari tersebut akan diberikan rekomendasi oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Utara.
2. Distribusi BBM wilayah Minahasa Selatan dan Bolmong Raya akan melalui Jembatan Matani dengan ketentuan pihak Balai Jalan dan Jembatan akan melakukan penguatan terhadap jembatan Bailey di Matani agar mampu dilewati oleh kendaraan dengan kapasitas 20 ton dan Pihak Pertamina akan menyesuaikan kapasitas kendaraan pengangkut BBM-nya agar tidak melebihi 20 ton.
Dalam kesempatan tersebut Kansil mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten/kota dan masyarakat mendukung distribusi penyaluran BBM oleh Pertamina, jangan ada tindakan-tindakan yang mengakibatkan terhambatnya penyaluran BBM ini.
Disamping itu Kansil mengharapkan agar SPBU di Manado jangan bertindak spekulatif karena stok BBM di pertamina masih mencukupi. dan meminta agar aparat keamanan membantu distribusi BBM ini sehingga semuanya bisa berjalan lancar. Kansil juga memintakan agar kondisi ini jangan dimanipulatif oleh pihak-pihak tertentu kearah politis, tandasnya sembari menambahkan pemerintah provinsi akan menyurat di Kenterian PU agar supaya dua jembatan tinoor, tahun ini sudah bisa dibangun kembali, mengingat jalur transportasi tersebut sangat penting