Sulut.Kawanuapost.com – Berbagai masalah untuk pengembangan sektor pertanian di Sulawesi Utara (Sulut) terus dihadapi masyarakat. Diantaranya banyak lahan tidur yang tidak digarap, harga pupuk yang berfluktuasi bahkan minumnya tenaga kerja tani yang tersedia.
Paulus Pangau seorang pengamat, mengusulkan beberapa solusi strategis untuk mengatasi masalah tersebut:
1. Pengelolaan Sumber Daya Air yang Efektif
“Jalur bendungan dan sumber air harus dikelola secara optimal oleh orang yang paham tentang air, sehingga irigasi dapat dilakukan dengan efisien. Pengelolaan air yang baik diharapkan dapat mendukung produktivitas lahan pertanian dan meningkatkan hasil panen,” ungkapnya.
2. Membangkitkan Semangat Gotong Royong
“Saya mengusulkan agar masyarakat kembali menghidupkan semangat gotong royong, terutama dalam pengelolaan hasil pertanian. Kami menyarankan pembuatan arisan sebagai sarana untuk memfasilitasi kolaborasi dalam pengelolaan hasil tani. Ini tidak hanya akan mengurangi beban individu tetapi juga meningkatkan hasil kerja kolektif. Ini adalah nilai yang telah terbukti berharga, seperti yang terlihat dari kisah masa lalu di mana banyak anak petani yang sukses, termasuk yang meraih gelar doktor dan profesor, berkat kerja keras dan gotong royong dalam mengelola pertanian, seperti menanam bibit kelapa, pohon ketan, dan cengkeh, ” urainya.
3. Subsidi Pupuk
Untuk mengatasi masalah harga pupuk yang tinggi, Pangau meminta pemerintah memberikan subsidi pupuk secara gratis kepada petani yang benar-benar memiliki lahan pertanian. Namun, ia menekankan agar pemberian subsidi ini diprioritaskan untuk petani yang benar-benar memanfaatkannya, sehingga bantuan tidak disalahgunakan dan tepat sasaran.
“Dengan implementasi langkah-langkah ini, diharapkan masalah pertanian di Sulawesi Utara dapat diatasi secara efektif. Hasil panen dapat meningkat dan kesejahteraan petani dapat terjamin,” ujarnya.(*)