KAWANUAPOST.COM – MAKAN plasenta dipercaya bisa mengurangi rasa sakit, cegah depresi dan meningkatkan energi pasca melahirkan, seperti yang dikatakan aktris Kourtney Kardashian. Namun fenomena mengonsumsi plasenta yang mulai menjadi tren di Barat kini dibantah oleh sejumlah ahli.
Sebuah studi baru oleh Northwestern University di Chicago mengatakan, dari review 10 penelitian terhadap placentophagy, tidak ada data yang dapat mendukung klaim bahwa makan plasenta mengurangi rasa sakit pasca melahirkan dan meningkatkan ikatan keibuan.
Yang lebih memprihatinkan, para peneliti mengatakan, bahwa tidak ada penelitian yang meneliti risiko menelan plasenta. Padahal plasenta dalam kandungan bertindak sebagai filter untuk menyerap dan melindungi janin dari racun dan polusi, kata para ilmuwan.
“Wanita yang memilih placentophagy, bukannya berhati-hati dengan apa yang dimakan selama masa menyusui, justru bersedia menelan sesuatu yang belum dibuktikan manfaatnya. Lebih penting lagi potensi dari risiko hal tersebut bagi bayi mereka,” kata pemimpin penulis review, Cynthia Coyle.
Ia menyampaikan bahwa sampai saat ini juga belum ada yang memberi aturan mengenai bagaimana plasenta disimpan dan disiapkan. Akibatnya mereka mencoba pengobatan tersebut tanpa dosis yang jelas, dan mereka jelas tidak tahu apa yang mereka telan, tambahnya.
Coyle berharap review, yang dipublikasikan dalam Archives of Women’s Mental Health ini, membuat dokter dan pasien wanita mereka lebih terbuka dan informatif mengenai rencana pascakelahiran mereka, salah satunya untuk menghindari kesalahan tersebut. Demikian seperti dilansir dari Torontosun, Rabu (10/6/2015).
EDITOR : SOLSILARE.