Manado, Kawanuapost.com – Kejuaraan berkuda tingkat Nasional etape ke dua yang bakal digelar di Stadion Tompaso Kabupaten Minahasa pada bulan Oktober mendatang, mendapat dukungan penuh dari Gubernur Sulut, DR. SH. Sarundajang.
Kepala Dinas Olahraga Sulut, Bartholomeus Mononutu, mengungkapkan, selaku pimpinan pada Instansi penanggungjawab dalam kegiatan tersebut, Gubernur telah memerintahkan untuk mengadakan persiapan perbaikan pada stadion pacuan kuda di Tompaso.
“Melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD P) tahun 2014 nanti, satadion itu akan diperbaiki, terutama bagi tracknya agar disesuaikan dengan standar nasional,” ungkap Sarundajang, di Kantor Gubernur Sulut, belum lama ini.
Disamping itu, lanjut Dia, Gubernur juga mengingatkan kepada, Drs. Mecky Onibala, sebagai Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Sulut agar mencarikan tempat latihan yang layak bagi kuda-kuda yang akan berpacu nanti diarena pertandingan itu, mengingat sebulan sebelum dilaksanakan pertandingan kuda-kuda tersebut sudah harus berada di Sulut.
“Nanti kita sudah harus siap. Ingat, karena kita juga sebagai tuan rumah nanti,” ungkapnya.
Sementara, Drs Mecky Onibala, saat ditanyai mengatakan, selaku Ketua Pordasi Sulut dipastikannya iven yang turut diikuti sekitar 100 ekor kuda dari luar daerah itu nantinya akan menjadi kesempatan peningkatan perekonomi para peternak kuda di Sulut. Karena kuda Sulut bakal menunjukkan kualitasnya sehingga daya jualnya juga dapat melambung tinggi.
“Bisa dibayangkan jika seekor kuda pacu dari Sulut dapat dihargai sekitar Rp500 juta ketika menjadi pemenang lombaa. Oleh karena itu kesempatan ini harus dipergunakan dan kita harus mempersiapkan diri dengan baik,” ucap Onibala.
Onibala juga saebelumnya telah memasukan usulan ke Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulut dalam pengembangbiakan kuda pejantan, selain harus mengadakan kuda pejantan berkualitas internasional, Distanak juga harus menyediakan minimal dua ekor kuda sesuai volumenya.
“Jadi minimal kuda pejantan itu keturunan ‘Toroblet’ dan itu bisa dipesan di Singapura, Malaysia, ataupun Philipina. Jadi kalau Rp1 miliar harga per ekornya, berarti harus Rp2 miliar disediakan karena ada dua ekor kuda yang dibutuhkan,” terang Onibala, saat di Kantor Gubernur Sulut belum lama ini.
Menurutnya kebutuhan penambahan kuda pejantan tersebut sesuai dengan kondisi kebutuhan petani kuda denga tujuan mensejahterakan masyarakat khususnya para petani kuda.
“Keuntungannya nanti, jika keturunannya dijual itu se-ekornya sampai Rp100 sampai 500 juta. Nah, ini Pordasi yang nantinya akan melakukan segala bentuk jaminan untuk merawat kuda tersebut,” ungkapnya.
Dimana keuntungan bagi para petani dan masyarakat lainnya juga ketika dihibahkan ke Pordasi, uang sewa kuda pejantan untuk pembibitan biasanya Rp1 juta itu bisa turun sampai Rp500 juta.
“Anggaran sewa tersebut diperuntukkan perawatan dan makanan bagi kuda-kuda tersebut, agar stamina mereka (kuda,red) kembali fit,” tandasnya. (ss/*)