Sisa Kuota SNMPTN Harus Dikontrol

SMPTN

Jakarta – Daya serap kursi pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014 tidak mencapai kuota karena masih menyisakan sekitar 8.000 kursi. Dari kuota yang disediakan sebanyak 133.406, hanya 125.406 calon mahasiswa yang berhasil lolos.

Ketua Panitia SNMPTN 2014 Ganjar Kurnia pada konferensi pers di Kantor Kemendikbud, Senin (26/5), mengatakan sisa kursi yang kosong tersebut akan dialokasikan bagi siswa yang mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2014.

Namun, sisa kuota SNMPTN tersebut harus dikontrol agar tidak dikomersialkan lewat jalur mandiri. ”Untuk itu, semua pihak termasuk media massa diminta mengawasi pemenuhan sisa kuota itu ke jalur SBMPTN,” kata M Abduh Zen, pemerhati pendidikan dan dosen Universitas Paramadina, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, media harus rajin menyoroti, memberitakan, bahkan melakukan investigasi. Bahkan jalur mandiri pun, lanjut Abduh, harus dikontrol agar tidak diprioritaskan untuk mahasiswa asing yang membayar dengan dolar.

Lebih lanjut, Abduh mengatakan, secara kualitas, SNMPTN tahun ini agak meragukan karena memasukkan komponen nilai ujian nasional (UN) dalam menentukan kelulusan.

”Selain itu, mekanismenya tertutup mulai saat pengusulan dari sekolah hingga penetapan di tingkat pusat. Bahkan beredar isu di kalangan siswa bahwa yang masuk jalur SNMPTN kebanyakan anak guru, pejabat sekolah, dan pejabat daerah karena nilainya di-markup,” ungkapnya.

Verifikasi

Di sisi lain, Ganjar mengatakan calon mahasiswa yang lolos SNMPTN belum berarti telah diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) yang dituju.

Pasalnya, status penerimaan mereka sebagai mahasiswa di PTN tujuan ditentukan berdasarkan verifikasi data akademik (rapor dan portofolio) yang akan dilaksanakan PTN tempat calon mahasiswa diterima.

”Saat verifikasi, siswa harus membawa rapor asli. Portofolio yang tercantum dalam berkas pun akan kita cek di tempat. Siapa yang curang akan ketahuan nanti,” ungkapnya.

Adapun peserta Bidikmisi yang lolos, selain melalui verifikasi data akademik, juga akan menjalani pendataan ekonomi atau kunjungan ke alamat tinggal.

”Verifikasi Bidikmisi untuk mengecek langsung validitas data. Mereka yang pura-pura miskin akan terdeteksi,” tegas Rektor Universitas Padjadjaran, Bandung, itu.

Semua calon mahasiswa SNMPTN, tambah dia, harus hadir pada saat registrasi yang dilaksanakan pada 17 Juni 2014. Registrasi tersebut menentukan proses verifikasi dan status penerimaan di PTN yang bersangkutan.

Sementara itu, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Herry Suhardiyanto mengatakan SNMPTN lebih efektif ketimbang seleksi penerimaan mahasiwa melalui jalur lainnya.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) itu mengatakan terdapat tiga hal yang diperhatikan PTN, yakni indeks sekolah telah diatur sesuai dengan standar nasional meliputi akreditasi sekolah, persentase antara siswa (dari sekolah bersangkutan) yang mendaftar dan diterima SNMPTN, nilai rata-rata siswa dalam SNMPTN, serta indeks prestasi kumulatif (IPK) kakak kelas yang telah masuk PTN.

Kedua, lanjutnya, seleksi berkas nilai rapor lebih baik daripada ujian tertulis.(mic)

Tinggalkan Balasan